BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANABARU – Soal Tunjangan Beban Kerja (TBK) pegawai honorer di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, Pelaksana Tugas (Plt), Sekretaris Daerah Provinsi Riau, M Yafis, melimpahkan masalah itu ke Badan Pengelolaan Keuangan dan Ases Daerah (BPKAD) Provinsi Riau.
“Mereka yang lebih tahu itu,” katanya kepada wartawan usai melakukan pertemuan dengan pihak KPK RI di kantor Gubernur Riau, Senin (29/03/2016).
Menurut keterangan Yafis, sebelumnya pecairan anggaran TBK untuk pegawai honorer itu terkendala persoalan administrasi tentang Peraturan Gubenurnya yang belum kelar. Sebelum itu, dia menegaskan bahwa harmonisasi administrasi itu sudah diselesaikan oleh Kepala Biro Hukum Ikwan Ridwan. “Administrasinya saja yang belum lagi,” sambungnya.
Saat ditanyakan apakah proses administrasi itu sudah ditandatangani oleh Pelaksana Tugas (Plt) Gubenur Riau, Arsyadjuliandi Rachman, dia mengaku belum mengetahuinya secara pasti. Yafis berjanji akan melakukan pengecekan kembali.
Dia menambahkan untuk proses administrasi lainya sudah selesai dilakukan sejak tiga minggu yang lalu. Yafis juga tidak bisa memastikan apakah masuk awal April nanti anggaran TBK itu bisa dicairkan atau tidak. “Mudah-mudahan selesailah,” sambungnya.
Menurutnya, kemungkinan besar kendala yang saat ini dihadapi adalah Pergubnya yang belum diselesaikan. Namun demikian proses pencairan anggaran itu ada di BPKAD Provinsi Riau.
Tidak hanya pegawai honorer yang ada di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau, sejumlah pegawai di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Provinsi Riau juga mengalami nasib sama. Yafis memberi pembelaan, bahwa tugas dan tanggungjawab Pemerintah Provinsi Riau soal anggaran itu sudah clear.
Sementara untuk pencairan anggaran itukan urusan Satuan Kerja Perangkat Daerah dan BPKAD. Dia juga tidak tahu, proses apa yang tersangkut diantara kedua satuan kerja itu. “Tanya ajalah keduanya. Dimana masalahnya,” sambungnya.
Kondisi yang sama, hampir setiap tahun terjadi. Pegawai honorer, tidak hanya di lingkungan Pemerintah Provinsi Riau selalu “gigit jari” selama 3 bulan pertama diawal tahun. Akibatnya sejumlah pegawai honorer akhirnya mengeluh untuk menutupi kebutuhan perekonomian keluarganya.
Penulis: Melba