BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Majunya incumbent atau petahana, Firdaus MT dalam pesta demokrasi pemilihan Walikota Pekanbaru tahun 2017 mendatang, berpeluang tidak dipilihnya Firdaus oleh partai Demokrat tetap ada.
Seperti yang diungkapkan Jupendri, S.Sos, M.I.Kom selaku Dosen Komunikasi Politik. Dirinya menilai kemungkinan Firdaus MT Tidak dipilih demokrat dalam Pilkada nanti tetap ada.
“Peluang dia tidak dipilih demokrat juga tetap ada. Dengan melihat konteks, dia gagal memenangkan kader Demokrat pada Pilgubri,” menurutnya.
Tapi, kata Jupendri, rugilah Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Demokrat Riau untuk tidak mendukung orang yang populer, yang penolakannya rendah. Dan kalau itu Firdaus, rugilah mereka jika tidak memilihnya.
” Kalau Pak Firdaus memiliki elektabilitas yang tinggi yah,” sambungnya.
Namun, dari pengamatan Dosen Komunikasi Politik ini melihat, Firdaus masih tetap dapat dukungan dari Demokrat. Pasalnya, dia merupakan ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Demokrat Kota Pekanbaru. Hal ini, akan menjadi preseden buruk bagi partai jika tidak mendukung ketua DPC yang merupakan salah satu kader yang terbaik.
“Kalo sebagai ketua DPC Demokrat ya haruslah, masak ketua DPC tidak di dukung. Itu menjadi preseden bagi partai. Ketua DPC itu kan kader terbaik. Kedua, dia merupakan Walikota incumbent atau petahana. Saya pikir rugi Demokrat kalau tidak mencalonkan Firdaus,” ungkapnya.
Ditambakan Jupendri, survei merupakan faktor utama demokrat dalam mendukung kadernya atau orang yang diluar partai Demokrat yang didukung.
 “Kalau pak Firdaus itu surveinya tinggi, saya yakin pak Firdaus. Kalo dia memiliki dua posisi, pertama dia survei tertinggi, kedua dia ketua DPC Demokrat maka sangat besar sekali kemungkinan dia duduk,” ujarnya.
Walau begitu, sambung Jupendri, tak menutup kemungkinan hal sebaliknya malah akan terjadi, meski dia ketua DPC Demokrat Pekanbaru. Pasalnya, dia harus mendapatkan survei yang tinggi.
“Kemungkinan pasti ada, dalam tradisi partai Demokrat, menurut pengamatan saya, partai akan tetap menjadikan survei sebagai tolak ukur utama yaitu popularitas, elektabilitas dan penolakan,” terangnya.
Dicontohkan Dosen ini, jika dia populer tapi penolakannya tinggi tetap tidak akan dipilih.
“Yang bagus itu, populer, elektabilitas tinggi dan penolakan tidak ada atau kecil,” tutupnya.
Penulis : Ari