BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Tempe goreng mendoan, sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat Pekanbaru khususnya bagi para pecinta kuliner. Gurih dan lembutnya balutan tepung yang dilumuri serta rasa tempe yang setengah masak tersebut memberi kenikmatan tersendiri bagi penikmatnya.
Itulah yang menjadi ciri khas dari tempe goreng mendoan yang tidak bakal ditemui di tempat lain di Pekanbaru. Selain itu juga terdapat sambal petis yang melengkapi santapan tempe goreng mendoa yang bikin ketagihan.
“Ciri khas tempe mendoan kita ini yaitu gurih dan lembut, serta yang digoreng setengah masak, dan kita memakai sambal petis namanya. Yaitu olahan dari kecap, kacang dan cabe diblender, yang pasti beda dari tempe-tempe tempat lainnya,” ungkap Sela selaku karyawan tempe goreng mendoan jalan Balam kepada kru Bertuahpos.com, Senin (28/3/2016).
Mungkin saja anda akan temui tempe goreng mendoan di beberapa tempat lainnya selain yang berlebel “Tempe Goreng Mendoan Wo Ai Ni”. Namun, dapat dipastikan tidak akan sama rasanya. Sebab selain terdapat lambang khusus, juga cara pengolahannya dipastikan berbeda pula.
( Baca: Tempe Mendoan, Menu Khas Jawa yang Diminati Warga Pekanbaru)
Tempe goreng mendoan Wo Ai Ni ini terbuat dan diolah sendiri, tidak tempe yang dibeli dipasaran. Dari segi teksturnya lembut, dan tempe mendoan olahan sendiri ini hanya bertahan 1 hari.
“Tempe ini kita olah dan buat sendiri, tidak beli di pasaran. Kita buat helai perhelai dilapisi daun pisang, jadi tidak dipotong-potong lagi, teksturnya juga lebih lembut dari tempe lainnya”
Untuk dapat menikmati tempe goreng mendoan ini hanya dibandrol Rp 3 ribu per potong. 1 porsi hanya Rp 15 ribu dengan isi 5 potong. Enak disantap ketika sedang hangat-hangatnya. Namun jika sudah dingin masih enak dikonsumsi karena tetap kenyal tepungnya.
Nah, tunggu apalagi. Dijamin ketagihan deh kalau sudah mencoba 1 tempe goreng mendoan ini. Langsung saja serbu gurih dan kenyalnya tempe goreng mendoan Wo Ai Ni di beberapa tempat. Salah satunya di jalan Balam, samping Kampus UIN Susqa, Sukajadi Pekanbaru.
Penulis: Dilla