BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Laila Fitriah. Wanita 27 tahun ini adalah seorang Owner Cafe The Naples di Jalan Setia Budi, Pekanbaru. Siapa sangka lulusan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Padang Panjang. Bidang seni yang digelutinya saat ini adalah musik, khususnya biola. Jiwa seni yang dimilikinya ternyata sudah kelihatan sejak ia masih kecil. Seperti sejak dari TK sudah hobi bernyanyi.
Berlanjut ke tingkat pendidikannya selanjutnya, Tia begitu ia disapa, semakin menyukai dan menikmati seni musik. Saat duduk di bangku SMP aktif memainkan drumband sampai SMA. Ketika SMA memulai ikut les/ privat Keyboard dan Piano di salah satu sekolah musik di Padang.
Hingga memasuki bangku perkuliahan, Tia akhirnya memantapkan hobinya dengan mengambil kuliah jurusan Musik di STSI Padang Panjang. Namun, jurusan yang diambilnya adalah seni musik Biola. Memilih jurusan ini karena dirinya mempunyai impian untuk bisa bergabung di Orkestra dan pergi melakukan tour musik sambil menyandang biola.
“Sewaktu kuliah jadinya pindah jalur, ambilnya biola. Karena punya impian ikut gabung di orkestra dan ingiin sekali pergi tour musik sambil nyandang tas biola, itu kayaknya keren banget,” katanya kepada bertuahpos.com.
Seiring berjalannya waktu, impian Tia akhirnya bisa terwujud. Berkat kegigihan dan ketekunannya ia berhasil bergabung ke sebuah orkestra.
“Alhamdulillah semua kecapaian, lumayan sering ikut tour musik orkestra, kadang juga ikut gabung sama dinas pariwisat apadang ke TMII,” sebutnya lagi.
Wanita kelahiran 25 Mei 1988 ini berhasil menyelesaikan kuliahnya selama 4 tahun, yaitu mulai dari 2006 sampai 2010 dan menyandang gelar Sarjana Seni (S.Sn).
Setelah menyelesaikan S1 nya, Tia mengajar Biola dan keyboard di beberapa sekolah musik di Padang, Sumatera Barat. Mengajar lebih kurang 2 tahun di beberapa sekolah dan aktif di sekolah musik Purwacaraka, Ia pun berkeinginan untuk melanjutkan kuliahnya lagi.
“Selesai kuliah ngajar biola dan keyboard di beberapa sekolah musik di Padang, tapi aktifnya di sekolah musik purwacaraka. 2 tahun kerja rindu kuliah, rindu jadi mahasiswa yang otaknya baru aktif setelah malam mulai larut, rindu dengan debat di kelas, rindu dengan apresiasi-apresiasi seni,” jelasnya.
Akhirnya di tahun 2012 mencoba mengikuti tes di Universitas Gajah Mada (UGM) Jogja untuk melanjutkan Pasca Sarjana dengan jurusan Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa.
Berhasil menyelesaikan pasca sarjana di Januari 2015 lalu dengan menyandang gelar Master of Art (M.A).
Tia mengatakan, kesulitan dalam belajar musik itu adalah proses. “Tanpa proses kita tidak bakal dapat hasil yg maksimal,” paparnya.
Hal yang paling berkesan saat menggeluti bidang seni yaitu jika mendapat kesempatan pergi tour bergabung dengan musisi-musisi handal.
“Suka dukanya banyak sih, yang paling berkesan kalau pergi tour dgn musisi- musisi handal, Dukanya kena marah pelatih kalau enggak nguasain bahan lagu, itu aja sih,” katanya sambil ketawa.
Anak bungsu dari 4 saudara ini masih tidak ingin diam dan tidak puas hanya menggeluti bidang seni saja. Saat ini, ia bersama sang suami yang juga sesama seniman mencoba untuk membuka usaha di bidang kuliner.
Mencoba peruntungan di dunia bisnis menurutnya lebih menantang. Diawali dengan hobi nongkrong di cafe dan memiliki keluarga yang hobi makan, terutama makanan western, akhirnya dirinya mencoba memulai usahanya.
“Karena suka nongkrong di cafe dan satu keluarga emang suka makan, terutama makan menu western, akhirnya terciptalah cafe ini bersama suami,” ulasnya.
Kini, Tia dan sang suami berhasil membuka cafe yang memiliki konsep yang unik dan tidak ada di Pekanbaru. Namun, tentu saja hal ini tidak mengurangi kecintaannya kepada seni yang merupakan latar belakang pendidikan formalnya. Ia dan suami berusaha untuk mengimplementasikan ilmu seni yang diperoleh pada cafe yang dibukanya.
Cafe The Naples yang kini dijalankan bersama sang suami, ternyata berhasil menarik perhatian konsumen. Konsep cafe sendiri ia peroleh ,tidak lain dari perpaduan ilmu seni yang dia miliki bersama sang suami. “Orang seni itu kreatif-kreatif,” sambungnya.
Penulis: Dilla