BERTUAHPOS.COM (BPC)– Karisma dua pesohor negeri ini Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Joko Widodo (Jokowi) menarik disimak. Meski tidak lagi menjabat sebagai presiden, SBY senantiasa dielu-elukan masyarakat yang merindukan harga sembako murah.
Sedangkan Presiden Jokowi dengan semboyan kerja, kerja, kerja gemar blusukan ke berbagai pelosok negeri dengan gaya merakyat. Fenomena yang sangat jarang diperlihatkan kalangan elit politik.
Kedua nama besar ini kembali ramai dibahas. Apalagi kalau bukan membanding-bandingkan antara masa pemerintahan SBY dengan Jokowi. bahkan menjadi trending topik di twitter dengan tagar SBY vs Jokowi. Terlebih lagi setelah Jokowi mengunjungi proyek mankrak di Hambalang, yang dianggap sebagai “serangan balik†terhadap kritikan SBY saat menjalankan tour de java.
Dilansir dari kompas, keduanya dinilai mengandung simbol politik tingkat tinggi. Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia (LIMA) Ray Rangkuti berpendapat, dua peristiwa politik tersebut ibarat pantun. Berbalas-balasan.
“Kritik SBY kepada Jokowi langsung dijawab oleh Jokowi dengan cara cukup datang saja ke Hambalang,” ujar Ray kepada kompas, Jumat (18/3/2016).
Menariknya, balas-membalas ‘pantun’ tersebut dilakukan oleh dua tokoh politik yang punya karakter berbeda.
SBY yang memiliki karakter senang mengemukakan ide-ide dan pandangan kepada publik, dibalas oleh Jokowi yang memang tidak begitu suka bicara dan memiliki ‘style‘ kerja, kerja, kerja. Terlebih, kata Ray Rangkuti, yang seorang merupakan mantan presiden dan saat ini memegang jabatan ketua partai politik, yang seorang lagi merupakan pimpinan tertinggi Republik ini.
“Boleh saya bilang, efek peristiwa Jokowi yang datang ke Hambalang lebih besar imbasnya daripada efek SBY yang saat ini melakukan Tour de Java. SBY dengan lima langkahnya dapat poin lima, kalau Jokowi dengan satu langkah saja dapat poin enam atau tujuh,” ujar Ray.
Alhasil, SBY dianggap gagal membangun citra sebagai figur oposisi pemerintahan, terutama di tengah banyak partai politik yang mulai merapat ke pemerintahan Jokowi-JK.
“SBY lupa bahwa dia mantan presiden. Jadi, begitu dia mengkritik suatu kebijakan di masa pemerintahan sekarang, Jokowi tinggal tunjuk satu hal negatif di masa lalu, selesai SBY,” ujar Ray.
Dalam rangkaian Tour de Java, tepatnya di Pati, Rabu (16/3/2016), SBY mengungkapkan bahwa pemerintah sebaiknya tidak menguras anggaran di sektor infrastruktur. Apalagi, kondisi ekonomi tanah air sedang lesu. SBY pun meminta pemerintah mengurangi belanja infrastruktur dengan menundanya untuk dikerjakan di tahun mendatang.
Menariknya dua hari setelah kritikan SBY, Jokowi tidak terduga pergi ke proyek pusat olahraga di Hambalang, Bogor, Jawa Barat. Proyek tersebut dibangun di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Jokowi membawa serta Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimujono.
Jokowi mengaku sedih melihat kondisi proyek pusat kegiatan olahraga di Hambalang yang mangkrak pembangunannya. Kesedihan itu diungkapkan Jokowi di akun Twitternya @Jokowi, Jumat pukul 13.31 WIB. “Sedih melihat aset Negara di proyek Hambalang mangkrak. Penuh alang-alang. Harus diselamatkan,” tulis Jokowi. Dua pekan mendatang, Jokowi merencanakan mengadakan rapat terbatas untuk membahas nasib penyelamatan aset wisma atlet tersebut.Â
Sumber: Kompas