BERTUAHPOS.COMÂ (BPC), PEKANBARU – Besok, Rabu (9/8/2016), seluruh umat Hindu atau umat Sedharma akan merayakan Hari Raya Nyepi yang diperingati sebagai pergantian tahun baru Caka 1938.
Mengambil tema “Hari Raya Nyepi adalah Keberagaman Perekat Persatuan” ini, Pura jagatnatha akan mengadakan beberapa rangkaian pada Tahun Baru Caka ini. Seperti yang disampaikan langsung oleh Kawit selaku Humas panitia dan juga sebagai penyuluh agama Hindu, Kanwil Kemenag Prov Riau.
“Untuk perayaan Hari Nyepi ini akan dilakukan beberapa rangkaian acara, yang mana ada acara yang sudah berlangsung,” ungkapnya kepada kru Bertuahpos.com, Selasa (8/3/2016).
Adapun rangkaian acaranya adalah sebagai berikut :
( Baca: Mau Berfoto di Pura? Ini Aturan Masuk ke Pura Agung Jagatnatha)
Rangkai pertama. Yaitu Melis/Mekiyis/Melasti, yang jatuh pada trayodasa kresnapaksa sasi IX (Kesanga) atau Panglong ke 13 sasih Kesanga adalah hari yang baik untuk mekiyis atau melasti. Dengan tujuan mengadakan pembersihan atau penyucian segala sarana dan prasarana perangkat alat-alat yang dipergunakan untuk persembahyangan selain itu juga untuk menyucikan Makrokosmos dan Mikrokosmos.
Makrokosmos artinya menyucikan alam semesta beserta isinya dan Mikrokosmos artinya menyucikan pikiran manusia dari kegelapan untuk menuju kejernihan bathin dalam rangka untuk melaksanakan Nyepi.
Rangkaian kedua yaitu Upacara Bhuta Yadnya (Tawur atau Mecaru, jatuh pada Tilem sasih kesanga). Yang akan diadakan hari ini, Rabu tanggal 8 Maret 2016, sore hari nanti. Disebut juga Pengerupukan byang bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur kejahatan yang merusak kesejahteraan manusia.Â
( Baca: Ini Kata Penyuluh Agama Hindu Tentang Gerhana Matahari yang Tepat Pada Hari Nyepi)
” Saat ini umat Hindu bersiap untuk melepaskan tahun lama dengan mengadakan pencaruan agar segera kekuatan yang negatif tidak mengikuti manusia untuk melangkah ke tahun yang baru,” tambahnya.
Rangkaian ketiga, Sipeng (Hari Nyepi). Yang disebut juga tahun baru Caka. Pada hari itu umat melakukan tapa, bratha, yoga dan Samadhi satu hari penuh (24 jam). Untuk mengekang hawa nafsu, tidak makan dan tidak minum.Â
Pemadaman nafsu-nafsu ini diperagakan dengan (amati geni) tidak menyalakan api, (amati Karya), tidak bekerja, (amati lelungan) tidak berpergian dan (amati lelangunan), tidak melakukan sesuatu yang menjerumus kearah pemuasan hawa nafsu, tidak berpesta pora, tidak berjudi dan lainnya.
“Jelasnya pada Sipeng ini kita menyucikan diri dan memusatkan pikiran dengan mengedalikan segala nafsu, berpuasa, bertapa Samadhi,” sebutnya.
Rangkaian keempat, yaitu Ngembak Gini, artinya sudah dimulai menyalakan api kembali yang jatuh sehari setelah melaksanakan Nyepi. Hari itu memulai aktifitas dengan panjatan doa, mohon semoga Hyang Widhi menganugrahi jalan terang, terlepas dari kegelapan masa silam dan dengan jiwa terang memasuki tahun baru.Â
“Saat ini pulalah kita hendaknya saling maaf memaafkan antara sesama manusia sebagai makhluk tuhan, dengan memupuk rasa kesatuan dan persatuan sebagai bangsa yang hidup di suatu negara,” tutupnya.
Penulis: Dilla