BERTUAHPOS.COM (BPC), PELALAWAN – Mengantisipasi terjadinya siklus lima tahun Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2016 ini, Dinas Kesehatan (Diskes) Pelalawan terus berupaya mensosialisasikan kepada masyarakat baik ke pihak desa maupun kecamatan yang ada di kabupaten Pelalawan untuk memperhatikan lingkungan dan kebersihan ditempat mereka tinggal.
Â
Pada umumnya, siklus lima tahunan penderita DBD cenderung meningkat drastis.
Pada tahun 2011 lalu, dimana penderita DBD meningkat tajam hingga kondisi itu ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Kejadian itu diperkirakan akan terulang pada tahun 2016, tepat lima tahun setelah itu.
Â
“Mulai 2015 sudah dingatkan terus melalui penyuluhan desa, dengan menerapkan tiga M plus abesitasi. Caranya gampang, gotong royong minimal 1 minggu satu kali,” ungkap Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Pelalawan, dr Endid Romo Pratikno kepada bertuahpos.com diruang kerjanya, kamis (18/02/2016).
Â
Lebih lanjut, kata Endid, masyarakat harus peduli kepada kebersihan lingkungan. Penyakit ini tidak memandang kaya atau miskin. Semua bisa kena. Bukan hanya lingkungan rumah, tapi lingkungan sekitarnya juga.Â
Â
“Kita sedang mengantisipasi siklus lima tahunan ini salah satunya terus melakukan sosialisasi. Jika tidak, akan terjadi KLB. Makanya kita sosialisasikan,” kata Kadiskes Pelalawan, dr Endid Romo Pratikno.
Â
Diterangkan Endid, jika KLB kasus DBD terjadi tahun ini tentu akan menjadi preseden buruk bagi Pelalawan jika sampai terjadi. Pasalnya penetapan KLB dilakukan jika pengidap DBD tahun 2016 dua kal lipat dari tahun 2015.
Â
“Dia ada beberapa kriteria, seperti 2 kali lipat dari bulan sebelumnya atau seminggunya. Misalnya bulan ini 19 kasus, bulan depan jadi 40 kasus atau 2 kali lipat dari tahun lalu. Maka ini bisa dikatakan KLB,” ujarnya.
Â
Disinggung masalah Virus Zika, Endid mangaku untuk daerah kabupaten Pelalawan pihaknya belum adanya menerima laporan terkait virus yang belakangan heboh dimedia massa. “Alhamdulillah, untuk masalah virus Zika yang belakangan ini heboh di masyarakat dan media, sampai saat ini kita belum ada menerima laporan terkait persoalan tersebut. Mudah-mudah jangan sampai ada di indonesia, apa lagi untuk daerah kita (Kab Pelalawan),” sebutnya.
(*)
Â