BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Selain Istana Siak yang menjadi andalan objek wisata, ada 14 situs bersejarah di Siak ini hendaknya akan didaftar ulang, meski sebelumnya situs yang ada disiak ini sudah pernah terdaftar. Seperti amanah yang tertuanh dalam undang-undang nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya yang membuat Syamsuar harus ekstra kerja keras. “Untuk mendaftarkan ulang situs yang ada kita musti membentuk tim cagar budaya daerah,”ujarnya(12/2/2013)
Tim ini nantinya akan berjumlah 5 sampai 7orang. “Kalau 7 orang, 3 orang dari unsur pemerintah, sisanya tokoh dan para ahli,†kata Syamsuar. Tim ini nantinya harus lolos assessment dulu. Assessor untuk tim ini adalah tim khusus bentukan kementerian.
“Makanya saya minta Sekda mencari orang-orang yang layak untuk mengikuti assessment ini,†pinta Syamsuar. “Siapkan saja 10 orang,†tambahnya.
Pasalnya, Ada dua penyebab utama yang membuat Syamsuar bergerak cepat. Pertama ia sudah membuat Grand Design (GD) Pengembangan Kebudayaan Melayu di Siak. Lewat GD ini, dia ingin menunjukkan kalau Siak adalah melayu sebenarnya yakni Siak The Truly Malay. Siak menjadi pusat kebudayaan melayu di Nusantara.
Banyak yang harus dikerjakan Syamsuar untuk mewujudkan misi ini. Mulai dari mengumpulkan semua fakta dan peninggalan sejarah Kerajaan Siak yang pernah mashyur di pesisir timur Sumatera, menata kembali tradisi budaya yang pernah ada, mesti ia lakukan.
Nanti, hasil dari semua ini akan disandingkan Syamsuar dengan kekayaan peninggalan sejarah dan eksotika alam yang masih sangat terjaga. Sebab Syamsuar dan semua pemangku kepentingan di Siak sudah sepaham bahwa ‘Negeri Istana’ musti bisa menjadi destinasi wisata alam dan budaya di Indonesia.
Sebab modal untuk ini sebenarnya sudah lebih dari cukup. Melihat peninggalan sejarah luar biasa bernama Istana Matahari Timur atau Istana Asserayah Hasyimiah yang masih berdiri kokoh di pusat Kota Siak Sri Indrapura. Ada juga sederet peninggalan unik yang tak akan pernah bisa ditemukan wisatawan di daerah bahkan negara lain.
Yakni Masih ada di kota istana, ada gudang mesiu, balai kerapatan tinggi, makam para raja, klenteng dan gereja tua serta pasar lama. Agak ke ke Barat, ada pula
makam pendiri kerajaan Siak, Raja Kecik, kolam hijau di dekat suak gelanggang, sedangkan di timur ada pula makam putri kaca mayang.
Untuk diwilayah pinggiran sungai Siak, dari ujung kampung dalam hingga ke pasar lama sejauh 400 meter, sudah disulap menjadi kawasan pedestrian dan taman yang unik. Tahunini, taman WFC panjang itu ditambah hingga ke belakang masjid Syahabuddin di bagian timur.
Di penambahan sepanjang hampir 500 meter ini, bakal ada taman, pedestrian dan monumen. Jika ini sudah terealisasi, banyak orang bilang bakal mengalahkan kawasan Lyon atau Seine di Prancis.(L/Rls)