BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Dinas Sosial Provinsi Riau menegaskan bahwa dari sejumlah daerah di Provinsi Riau yang terkena musibah banjir, akan segara dilakukan bantuan logistik.
Namun demikian, Kepala Dinas Sosial Provinsi Riau, Syarifuddin mengatakan bahwa saat ini, pihaknya sedang menunggu pendataan dari sejumlah kabupaten lain yang terendam banjir, selain di Kabupaten Kampar. “Kami takut juga stok habis,” katanya kepada bertuahpos.com, Selasa (09/02/2016).
Dia menyebutkan untuk di wilayah Kampar Kiri Hulu, Pemerintah Provinsi Riau memberikan bantuan sebesar 170 kilo beras dan paket makanan. Sedangkan untuk daerah Kampar sebanyak 1 ton beras dan paket makanan.
“Cuma persoalannya sekarang di Rohil kami masih menunggu datanya. Setelah dilakukan bantuan baperstok lalu, hingga sekarang belum ada mereka lapor. Data itu kami butuhkan supaya penyaluran bentuan berikutnya lebih mudah dilakukan. Kami juga khawatir, lama-lama persediaan logistik menipis,” sambungnya.
Kata Syarifuddin, peyaluran bantuan logistik itu diarahkan sesuai intruksi Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman sebelumnya. Prioritas bantuan tersebut, diarahkan ke wilayah yang ada posko dan tempat penampungan. Dari situ barulah bantuan itu akan disalurkan oleh petugas di lapangan. “Bantuan sejumlah perahu juga sudah disalurkan,” sambungnya.
Sebelumnya, akibat curah hujan yang tinggi dua hari belakangan, sejumlah daerah di Riau tergenang air. Di wilayah Kampar sendiri, dibukanya pintu air waduk PLTA Koto Panjang, menjadi salah satu penyebab musibah banjir itu terjadi. Akibat musibah ini, untuk dikampar saja, terjadi peningkatan jumlah kecamatan yang terendam banjir, dari data sebelumnya.
Sementara musibah serupa telah melanda empat kabupaten di Provinsi Riau, diantaranya: Kabupaten Kampar, Kabupaten Rokan Hulu, Kabupaten Kuantan Singingi dan Kabupaten Pelalawan.
Hampir sama dengan musibah asap, bencana banjir yang melanda di sejumlah wilayah di Riau bak sudah menjadi rutinitas tahunan. Pemerintah Provinsi Riau, dan Pemerintah Kabupaten/kota di Riau hingga saat ini masih belum punya strategi jitu untuk mengatasi persoalan ini. Akibatnya, ratusan bahkan ribuan kepala keluarga yang bermukim di sekitar aliran sungai harus rela rumahnya digenangi air. Selain itu, soal kerugian materi jangan ditanya. Sementara bantuan yang bisa disalurkan oleh pemerintah masih bersifat bantuan sementara. (Melba)