BERTUAHPOS.COM, LIMAPULUH KOTA – Luapan Batang Kampar, di Nagari Galuguah, Kecamatan Kapur IX, Kabupaten Limapuluh Kota, menghanyutkan 3 (tiga) rumah warga setempat.
Hingga kini, belum diketahui kondisinya. Mengingat lokasi informasi hanyutnya 3 rumah warga, di Nagari Galuguah, sangat jauh dan tidak dilewati kenderaan roda empat. Sementara untuk roda dua, dengan kondisi musim penghujan, dengan jalan tanah diyakini juga tidak bisa dilewati.
“Kita dapat informasi ada 3 rumah warga hanyut ikut derasnya aliran Batang Kampar. Kita sudah berkoordinasi dengan BPBD Limapuluh Kota, namun jalur transportasi dari Kecamatan Pangkalan menuju Kecamatan kapur IX juga putus total terendam air sepanjang 1 kilometer. Sementara lokasi hanyutnya rumah warga tidak bisa dilewati kenderaan, jalan tanah berlumpur, kenderaan roda duapun sulit,” jelas Camat Kapur IX Alfian.
Nagari Galuguah, merupakan daerah terisolir di Kabupaten Limapuluh Kota dan terjauh. Bahkan untuk menempuh perjalanan menuju Nagari Galuguah, masyarakat setempat masih mempergunakan tenaga kuda. Sedangkan jalan setapak, hanya bisa dilewati kenderaan roda dua, dengan kondisi tanah berlumpur saat musim hujan.
Tidak hanya di Nagari Galuguah, tetapi ada 4 Nagari lagi di Kecamatan Kapur IX juga terdampak banjir akibat Luapan Batang Kapur. Seperti Nagari Muaro Peti, Koto Bangun, Durian Tinggi, dan Sialang.
Puluhan rumah warga juga terendam setinggi betis orang dewasa. Namun, banjir akibat luapan Batang Kapur di empat nagari itu tidak membuat masyarakat mengungsi. Tetapi sekitar 700 hektare sawah dan kebun karet serta Gambir masyarakat Kapur IX ikut terendam banjir.
“Kalau mengungsi tidak ada. Hanya sawah masyarakat sedikitnya 700 hektare terendam banjir kemudian perkebunan Karet dan Gambir. Tentu saja, warga akan mengalami kerugian akibat tidak bisa panen,” jelas Camat.
Disampaikan Alfian, akibat banjir juga membuat Kecamatan Kapur IX terisolasi. Mengingat jalan penghubung antara Kecamatan Pangkalan dengan Kapur IX di Nagari Muaro Peti, terendam Banjir setinggi 1-2 meter sepanjang 1 kilometer.
“Kita sekarang terisolasi, jalan Kabupaten penghubung dua Kecamatan putus total. Biasanya setiap banjir jalan itu terus tergenang, tetapi tidak separah sekarang. Biasanya hanya 3 jam sudah bisa dilewati, tetapi sekarang sudah sehari tidak bisa dilalui,” ulas Camat terjauh di Kabupaten Limapuluh Kota itu. (khatik)