BERTUAHPOS.COM (BPC)– Hujan deras yang mengguyur sejak beberapa hari belakangan membuat sebagian daerah terendam banjir. Seperti yang melanda Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat (Sumbar) yang merupakan jalur lintas Provinsi Riau-Sumbar sulit dilintasi pengendara.
Akibatnya Sejumlah pengguna jalan memilih berbalik arah ke jalur alternatif di Kiliran Jao, Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Senin (08/02/2016), akibat banjir melumpuhkan jalan yang menghubungkan Riau-Sumatera Barat di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.
Seperti dikutip dari antarasumbar.com, pengguna jalan yang sudah terjebak macet hingga lebih dari enam jam mulai kehabisan kesabaran dan memilih memutar arah ke jalur alternatif.
Jalur di daerah Kiliran Jao memang selalu menjadi jalur alternatif apabila terjadi tanah longsor dan banjir di jalan utama Riau-Sumbar, meski sebenarnya memakan waktu lebih lama dua jam dari biasanya.
“Kalau macetnya seperti ini mungkin baru bisa dilewati 2-3 hari lagi, jadi lebih baik kita memutar arah saja,” kata seorang warga, Pendi (40).
Seorang warga lainnya, Dewi (35) mengatakan ratusan mobil yang terjebak kemacetan kini mulai berbalik arah mencoba jalur Kiliran Jao di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, untuk menuju Sumbar.
Meski begitu, ia mengatakan tidak berani mencoba jalur tersebut karena mendapat informasi di jalur tersebut terjadi tanah longsor beberapa hari lalu.
“Beberapa warga menyebut di lintas timur itu (Kiliran Jao) juga mengalami tanah longsor kilometer 177 atau sekitar 15 kilometer jelang perbatasan Sumbar. Jadi saya tidak berani mau ke sana,” ujar Dewi.
Ia hanya berharap pihak kepolisian segera bisa mengurai kemacetan, atau paling tidak mengarahkan pengendara ke jalur alternatif yang aman dari banjir dan longsor supaya bisa melanjutkan perjalanan.
“Tapi kabarnya kantor Polsek Pangkalan juga terendam banjir, begitu juga rumah warga sekitar dengan ketinggian air sampai ke atap rumah,” katanya.
Genangan air merendam jalan lintas provinsi tersebut hingga sepanjang dua kilometer dengan ketinggian sekitar 1,5 meter.
Lokasi banjir paling parah salah satunya berada di Desa Pauh Anom dan Kapas Panji.
Diperkirakan ribuan kendaraan dari Pekanbaru menuju Sumatera Barat (Sumbar) dan sebaliknya tertahan berjam-jam karena macet total sebagai dampak banjir.
Sebagian besar warga yang menjadi korban kemacetan terpaksa mencari makanan dan menumpang buang air ke rumah-rumah penduduk terdekat.
Sementara itu, hingga pagi ini hujan cukup deras masih turun. Banjir luap sungai tersebut juga terlihat merendam permukiman warga disekitar tempat itu. (Antarasumbar)