BERTUAHOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bank Indoensia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Riau diangga belum bisa memberikan pengawasan ketat terhadap penyuluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Riau secara tepat sasaran.
Menurut Anggota DPR RI, Jon Erizal, selama ini masih banyak penyaluran KUR kepada masyarakat tidak tepat sasaran, sementara persoalan para pelaku usaha mikro kecil dan mengengan di Riau, mengeluh soal kekurangan modal dan pembiayaan usaha.
“Kami mengetahui bahwa program penyalurkan KUR dari pemerintah awalnya sudah dihentikan. Hasil pembahasan kami kemudian memutuskan bahwa KUR tidak bisa dihentukan,” katanya, Jumat (05/02/2015).
Dia menambahkan bahwa sejauh ini, BI dan pihak OJK harus tetap melakukan dorokan kuat kepada industri jasa keuangan di Riau untuk tetap menjalankan KUR, supaya masyarakat dan pelaku UMKM tetap bisa memperoleh jaminan modal untuk usahanya.
Penetapan kredit dari awalnya yang tinggi, kini untuk tahun 2016 pemerintah memberikan subsidi besar untuk KUR sehingga dari sebelumnya 12 persen menjadi 9 persen.
“Tapi sekarang yang menjadi pertanyaan, kenapa masih saja masyarakat tidak mengetahui hal itu. Bahkan asosiasi pengusaha saja masih belum mengerti persoalan teknsi penyaluran KUR. Inikan aneh,” katanya.
Menyikapi persoalan ini, dia melihat bahwa BI dan OJK belum maksimal menjakan fungsinya. Menurutnya, lembaga yang ditunjuk pemerintah untuk mengawasi dan mengatur regulasi keuangan itu harus membuat program sosialisasi yang masif supaya penyaluran KUR tepat sasaran.
“Selain dalam bentuk diskusi grub, tidak ada salahnya jikalau BI dan OJK langsung melakukan sosialisasi ke para pelaku usaha, misalnya nelayan dan petani serta pelaku yang selama ini menggantungkan ekonominya ke sektor perkebunan untuk mendapatkan KUR. Eksekusi lagi. Jangan hanya sebatas berbicara diforum. Biasa saja ambil 5 sampai 10 orang untuk dijadikan sampel penerima KUR,” sambungnya.
Dengan demikian, KUR yang diharapkan bisa menggerakkan sektor UMKM di Riau bisa tetap berkembang dan bertahan. Sebab sudah ada langkah pasti untuk menopang modal dan keuangan mereka. (Melba)