BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU– Tahun 2016 ini Pemerintah Kota (Pemkot) Pekanbaru menerima 50 unit bus hibah dari Kementerian Perhubungan. Namun seperti pernyataan Sekretaris Daerah (Sekda) Pekanbaru, Syukri Harto, Sarana Angkutan Umum Massal (SAUM) ini terancam tidak beroperasi karena tidak dianggarkan dalam ABPD 2016.
Menyikapi hal ini Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informatika (Dishubkominfo) Pekanbaru, Arifin membantahnya. Melalui Kepala UPT Pengelolaan Angkutan Perkotaan (PAP) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo), Wisnu Haryanto dijelaskan pengoperasian 50 bus sudah dianggarkan. “Ada dianggarkan, kita kan tahu bus itu akan datang, makanya kita siapkan di APBD Murni 2016. Itu berarti sekda salah. Anggaran 50 bus itu sudah masuk ke anggaran dinas,” katanya kepada rekanan wartawan, Senin (25/01/2016).
Hanya saja saat ditanya total biaya yang dianggarkan, Wisnu tidak tahu pasti. “Dana pengoperasian selama tiga bulan. Tapi saya lupa berapa anggarannya,” sebutnya.
Persyaratan untuk dapat bus bantuan tersebut, daerah harus menyiapkan dana untuk pengurusan Tanda Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) serta biaya penjemputan dan biaya operasional. “Ongkos bus datang dari Jakarta dan TNKB itu kita yang tanggung. Mungkin maksud pak Sekda itu dana Subsidi yang di BPKAD,” jelasnya. Diperkirakan 50 bus hibah tersebut tiba di Pekanbaru pada Februari mendatang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Syukri Harto menyebut 50 unit bus hibah itu belum dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2016 kota Pekanbaru. Disinggung jika tidak dianggarkan, artinya bus tidak bisa operasikan dia berkilah bisa saja anggaran menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Bekanja Daerah (APBN). “Belum (dianggarkan). Saya juga belum tau pembahasannya. Tapi bisa saja bus itu dioperasikan menggunakan dana APBN sementara tahun ini,” kata beberapa waktu lalu.
Pemko Pekanbaru beberapa waktu lalu sempat disorot karena ada banyak kendaraan hibah dari pusat terbengkalai. Sebut saja 20 Bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) yang telah dihibahkan awal tahun 2014 ternyata mangkrak di Terminal Bandar Raya Payung Sekaki (BRPS) dengan kondisi yang memprihatinkan.
Belakangan pemko menganggarkan Rp 1,3 miliar melalui dana APBD untuk biaya perawatan 20 unit bus tersebut. Dana ini akan digunakan bagi perbaikan mesin, pengecatan bodi bus, hingga melengkapi peralatan yang hilang dan rusak dari bus.
Belum lagi Bus air atau kapal Senapelan yang digadang-gadangkan membuk akses desa yang terisolir akhirnya juga dibiar tak beroperasi setelah sebulan dijalankan. Alasannya jumlah penumpang tidak mampu menutup biaya operasional.
Sebelumnya, Perwakilan Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Felix iryantomo pernah mengemukakan kekecewaannya daat mengetahui 20 bus Trans Metro Pekanbaru (TMP) yang sudah di hibah sempat terbengkalai. Pihaknya menilai, Pemko Pekanbaru tidak serius dalam mengelola bus TMP tersebut.
“Melihat itu sedih tidak bisa dimaksimalkan. Sebagai 20 bus bantuan hibah sebagai aset milik Pekanbaru tidak bisa dimaksimalkan,” katanya. (Riki)