BERTUAHPOS.COM (BPC) PEKANBARU – Sebagaimana kita ketahui, batik sudah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh PBB yang membidangi pendidikan, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan yaitu UNESCO.
Tepat tanggal 2 Oktober 2009 lalu, pemerintah telah ditetapkan sebagai hari batik nasional. Hal ini dilakukan sebagai upaya pemerintah meningkatkan martabat bangsa Indonesia di mata dunia.
Batik merupakan pakaian Nasional yang hadir sejak dulu. Setiap instansi dianjurkan untuk mengenakan batik, terutama seperti setiap hari Jumat. Dan untuk peringatan hari batik pun sudah ada ditetapkan yaitu pada tanggal 2 Oktober.
Namun ternyata, tidak semua orang yang suka mengenakan batik. Mereka mengenakan batik hanya disaat saat tertentu, seperti seragam sekolah, seragam kerja, acara acara tertentu. Padahal batik juga cocok dikenakan sebagai pakaian masa kini yang bisa dikombinasikan dengan modis.
Seperti yang disampaikan oleh Indri selaku karyawan di salah satu toko Batik di Pekanbaru. Menurut Indri, untuk peminat batik khususnya di Pekanbaru ini tidak terlalu banyak. Bisa jadi memang tidak begitu mencintai produk dalam negeri, atau harga untuk batik masih relatif mahal.
“Menurut aku, untuk peminat batik di Pekanbaru ini kurang, paling kalau di saat saat tertentu aja yang mewajibkan memakai batik, kalau tidak, jarang yang memakai baju batik. Terus mungkin menurut masyarakat sini, harga nya masih relatif mahal,” ungkap Indri kepada kru Bertuahpos.com, Kamis (21/1/2016).
Ditambahkan Indri, kebanyakan yang membeli atau memesan batik ini seperti orang kantoran, orang dinas atau beberapa bank di Riau.
“Paling yang sering beli batik ini dari orang kantoran, dinas, karyawan bank. Masyarakat umum kurang sekali,” tambahnya.
Sangat disayangkan sekali, salah satu warisan budaya yang telah diakui dunia ternyata belum jadi kebanggan bangsa ini, khususnya di daerah Pekanbaru. Misalnya lagi ada beberapa masyarakat yang tidak tahu adanya hari Batik.
Karena itu, diharapkan bagi masyarakat, khususnya anak anak muda yang sebagai penerus bangsa untuk lebih membudidayakan salah satu warisan kita ini. Cintailah produk dalam negeri, jangan mudah tergiur dengan produk yang dihadirkan dari luar. Kalau bukan kita penerus bangsa, siapa lagi? Kalau bukan dari sekarang, kapan lagi?. (Dilla)