BERTUAHPOS.COM (BPC) PEKANBARU – Kepala sekolah Kejuruan SMK PGRI Pekanbaru, Syofrudin mengeluhkan kucuran bantuan berupa seragam sekolah yang sudah diberikan pihak Pemerintah Kota Pekanbaru pada hari Selasa (12/1/2015) pagi tadi. Pasalnya dari 300 anak yang membutuhkan dan sekolah ajukan, hanya terealisasi 35 paket saja.
Dia menilai Pemerintah Kota Pekanbaru seolah memberi bantuan setengah hati untuk siswa miskin. Karena tidak semua murid yang kurang mampu mendapatkannya secara rata.
Di dalam paket tersebut berisi seragam sekolah, tas sekolah dan sepatu sekolah. Karena hanya 35 paket, dipecah-pecah membagi nya. Ada yang mendapatkan seragam saja, ada yang sepatu saja dan ada yang mendapatkan tas saja, pembagian tersebut dilakukan sesuai kebutuhan siswa, namun tidak mendapatkan lengkap 1 paket.
Hal itu dilakukan oleh Shofrudin selaku Kepala Sekolah agar terbagi secara adil, itupun dari 300 anak, hanya dapat sekitar 120 anak yang mendapatkan dari pecahan paket tersebut. Dengan cara mengkerucutkan lagi anak yang benar benar membutuhkan.
“Dari 35 paket itu, harus dipecah demi keadilan, alhasil bisa mencapai 120 anak yang mendapatkan, itupun belum semua yang dapat” ungkap Syofrudin kepada kru Bertuahpos.com, Selasa (12/1/2015).
Dengan demikian, Syofrudin mengeluhkan kepada Pemerintah Kota Pekanbaru, menurutnya, sekolah negeri bisa mendapatkan ratusan paket, sedangkan secara logika menurut Syofrudin, yang lebih banyak membutuhkan bantuan itu adalah sekolah swasta ketimbang sekolah negeri. Tetapi yang lebih banyak mendapatkan bantuan adalah sekolah negeri.
“Hendaknya dinas lebih memprioritaskan sekolah swasta, karena pada sekolah swasta banyak anak sekolah yang tidak mampu, jadi tidak tepat sasaran, dan tidak tepat guna manfaatnya, kenapa sekolah negeri bisa sampai ratusan mendapatkannya” ungkap Syofrudin.
Kendala lain seperti seragam yang diberikan oleh Pemko tidak sesuai dengan aturan sekolah. Karena dari model dan warna tidak serupa dengan seragam yang ada di SMK tersebut. Jadi digunakan untuk alternatif saja, tidak diperkenankan digunakan untuk hari Senin.
“Satu lagi kendalanya, tidak sesuai dengan spek sekolah. Karena model dan warna nya berbeda dengan seragam aslinya, tidak sesuai dengan aturan sekolah, karena itu seragam dari bantuan hanya dapat dipakai sebagai alternatif dan tidak diperkenankan digunakan pada hari Senin,” tambahnya lagi.(Dilla)