BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas mutu produk di Riau harus segera dilakukan sertifikasi dengan standarisasi yang diakui pasar Asia. Upaya ini harus dilakukan agar hasil produk asal Riau bisa bersaing dalam Masyarakat Ekonomi Asia (MEA) tahun 2016 ini.
Setelah gerbang MEA dibuka tepat pada tanggal 1 Januari 2016 kemarin, kondisi rill hasil produksi Riau diakui memang butuh peningkatan mutu dan kualitas. Menurut Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Prwakilan Pekanbaru, Ismet Inono, selama ini protensi pasar Asian Economic Community itu selalu ditakut-takuti dengan sisi negatif.
“Sebetulnya tidak ada yang perlu ditakutkan. Kalau tarif harga barang, antara produk mereka dan kita, beda tipis. Bahkan saat ini banyak produk-produk kita malah harganya lebih rendah dibanding harga produk mereka. Yang terpenting adalah, bagaimana Riau ini mempercepat sertifikasi produknya, agar punya nilai jual di pasar bebas itu,” katanya.
Kecenderungan dibukanya pasar bebas antar Asia atau MEA ini, membuka peluang market lebih besar. Riau punya potensi besar untuk dapat market di negara-negara Asia yang tergabung dalam MEA. Namun demikian, negara-negara itu lebih mengutamakan produk-produk yang mengantongi standar kelayakan jual di pasar bebas itu.
“Peluang dan tantangannya tetap ada. Tinggal bagaimana kita gencer melakukan sertifikasi produk itu agar hasil produk di Riau juga dapat tempat di pasar bebas. Perdagangannya itu terbuka. Supaya bisa bertahan, harus dilakukan sertifikasi,” ujarnya.
Kedepan, Menurut Ismet, sistem perdagangan yang terjadi adalah sistem bebas menentukan pilihan. Pasar Asia dalam hal ini hanya menyediakan produk, sementara konsumen akan melakukan seleksi kelayakan menurut versi masing-masing untuk mengkonsumsi. Jika produk-produk itu mengantongi setifikasi, akan menjadi salah satu indikator agar produk Riau yang masuk ke pasar bebas itu bisa dilirik oleh konsumen luar negeri.
“Upaya itu harusnya sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Sebab geliat MEA ini sudah sejak lama dideklarasikan. Kalau di luar sana saya yakin mereka sudah siap. Sebab mereka benar-benar khawatir dengan kerjasama antar negara ini. Dengan kata lain, mereka tidak mau kalah bersaing dalam produk, makanya kualitas dan standarisasi itu memang mereka dahulukan,” sambungnya. (Melba)