BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Pemerintah Provinsi Riau akan rencananya akan membuka kran impor beras diawal tahun 2016 nanti. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau, M Firdaus mengatakan kran impor beras itu dibuka mengingat adanya beberapa produksi pangan Riau yang terganggu akibat memasuki musim kemarau awal tahun nanti.
“BMKG kan sudah memprediksi bahwa awal tahun 2016 Riau kembali memasuki musim kemarau. Akibatnya produksi beberapa pangan di Riau terganggu. Kami memprediksi akan membuka kran impor beras besar-besaran,” katanya, Rabu (30/12/2015).
Selain beras, bahan pokok lainnya yang akan dilakukan impor adalah bahan hasil pertanian. Soal seberapa besar jumlah masih belum bisa dipastikan. Kata Firdaus, pemerintah masih melihat situasi iklim.
Pasokan pangan ini, harus dilakukan untuk menutupi krisis pangan jika prediksi kemarau panjang benar-benar terjadi. Meski begitu, dirinya berharap agar prediksi kemarau panjang oleh Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tidak seburuk yang diperkirakan.
Sebab, kondisi cuaca musim panas yang berkepanjangan akan sangat mengganggu hasil produksi pertanian di Riau terutama masalah ketersediaan pangan. Namun masalahnya, jika prediksi dari BMKG itu benar adanya, maka kemungkinan besar hasil produksi pangan di Riau, bisa terganggu.
Tidak hanya itu, Firdaus meyakini bahwa tidak hanya sektor pangan di Riau yang kena dampak kekeringan itu. Tapi juga akan sangat mengganggu sektor lain. Terutama masalah pendistribusian sembako. Belum lagi masalah kabut asap yang biasanya melanda Riau tiap tahun.
Seperti tahun sebelumnya, masalah kemarau panjang akan membut sejumlah daerah pemasok bahan pertanian akan terganggu karena hasil panen tidak maksimal. Belum lagi persoalan sama kemungkinan besar bisa terjadi di provinsi penyuplai bahan itu. Satu-satunya cara kran impor akan dibuka.
Masalah serupa sebelumnya sudah pernah terjadi beberapa Kabupaten/kota di Riau, diantaranya Kabupaten Kuantan Singingi, Siak dan Rokan Hulu. Pada saat memasuki musih hujan awal desember lalu, beberapa sawah itu itu rusak terendam banjir. Namun Dinas Pertanian Provinsi Riau belum bisa memberikan angka pasti berapa hektar lahan persawahan itu rusak. (melba)