BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepala Perwakilan BI Riau Ismed Inono, Selasa (22/12/2015) mengatakan, perekonomian Riau masih didominasi oleh tiga sektor utama, yakni pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor pertanian.
“Dari ketiga sektor tersebut paling besar adalah pertambangan dan penggalian yakni 39,51 persen, kedua industry pengolahan 20,87 persen dan pertanian 19,68 persen,†katanya.
Selain itu, selama kurun waktu tiga tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Riau menunjukkan kinerja yang kurang menggembirakan. Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi yang menurun dan mengalami kontraksi.
“Perekonomian cenderung mengalami kontraksi akibat kinerja lifting minyak bumi yang terus mengalami penurunan akibat minimnya penemuan sumur minyak yang baru,†lanjut Ismed.
Dari sisi permintaan, ekspor Riau menjadi faktor utama yang mendorong perlambatan pertumbuhan ekonomi yang tercatat mengalami kontraksi selama beberapa periode terakhir. Kemudian dari sisi penawaran didorong oleh pertanian, kehutanan dan perikanan dan sektor industri pengolahan.
Sementara itu, untuk tingkat inflasi tahunan Riau di 2015 juga menunjukkan tren penurunan. Inflasi Riau sampai dengan akhir tahun 2015 diperkirakan berada dalam target nasional yakni sebesar 4,1 persen, atau lebih rendah disbanding dengan inflasi Riau tahun 2014 yang mencapai 8,65 persen.
“Dari ketiga kota di Riau sampai dengan November 2015, inflasi tahunan tertinggi terjadi di Kota Dumai yang mencapai 3,93 persen. Selanjutnya diikuti oleh Kota Pekanbaru dan Kota Tembilahan yang masih masing-masing mencapai 3,17 persen dan 3,02 persen,†jelasnya.
Meski menunjukkan tren penurunan secara keseluruhan  di 2015, namun penyumbang inflasi hingga November 2015 secara tahunan masih di dominasi oleh kelompok administered price, yang utamanya berasal dari tarif angkutan umum dari tarif rokok.
Sementara itu tekanan dari kelompok volatile foods cenderung menurun yang lebih disebabkan oleh penruruna permintaan akibatkan menurunnya daya beli masyarakat. Selain itu, keterbatasan pasokan masih sangat mempengaruhi gejolak inflasi untuk kelompok volatile foods
“Untuk pergerakan harga beberapa komoditas yang sangat fluktuatif menjadi pekerjaan rumah semua kita semua untuk segera mengatasi hal tersebut,†ulasnya.
Berbagai program yang dijalankan tim pengendali inflasi daerah (TPID) seperti pengembangan pusat informasi harga pangan nasional, peningkatan operasi pasar dan peningkatan penyaluran raskin oleh Bulog Divre Riau Kepri, serta penjajakan kerjasama daerah perlu ditingkatkan lagi.
“Diharapkan dengan beberapa program tersebut bisa ditingkatkan dan dipertajam sasaran pelaksaan program,†harapnya. (iqbal)