BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Pekanbaru turut menanggapi persoalan ada dugaan para imigran yang menjadi pekerja seks atau gigolo dan menyebarkan ajaran Syiah.
Ketua MUI Kota Pekanbaru Ilyas Husti mengatakan, memang hal tersebut menjadi isu terkini bagi masyarakat Pekanbaru. Untuk membahas hal tersebut, MUI sendiri juga sudah berkordinasi dengan Polresta, LAM, Kemenag Pekanbaru, instansi terkait dan lembaga dakwah lainnya telah membahas hal tersebut.
“Isu imigran ada dua, pertama melakukan penyimpangan yakni gigolo dan kedua menyebarkan ajaran Syiah. Memang ini dinilai meresahkan warga,” katanya, Kamis (5/11/2015).
Dari segi ajaran Syiah dari segi agama mereka tidak mengakui nabi dan para sahabat-sahabat nabi. Karena mereka menilai apa yang diajarkan para sahabat tersebut merupakan kesalahan dan tidak benar.
“Mereka hanya percaya kepada imam-imam mereka yang dianggap sebagai pemimpin menurut mereka, pimpinan mereka itu adalah Imam Maksum,” jelasnya.
Karena informasi yang beredar saat ini menjurus dan sudah mendekati keyakinan, maka dirinya meminta kepada pihak terkait baik dari aparat hukum dan pemerintah daerah untuk melakukan gebrakan dari mereka.
“Maka dari itu, kita tunggu gebrakan mereka. Karena saat ini kebijakan Pemko jauh dari untuk mengantisipasi hal tersebut. Dan mereka harus menyikapi apa yang dirasakan masyarakat saat ini,” tutupnya.
Sebagaimana diketahui, masyarakat Pekanbaru baru-baru ini mendapatkan broadcast terkait adanya himbauan kepada masyarakat untuk berhati-hati kepada imigran yang saat ini bebas berkeliaran di Pekanbaru.
Berikut isi broadcast himbau kepada masyarakat:
” Dihimbau kepada masyarakat dengan adanya “IMIGRAN-IMIGRAN GANTENG” yang biasanya kita jumpai di Jalan Ahmad Yani, di Purna MTQ, dan di kawasan Masjid Agung An Nur, karena mereka datang ke Indonesia khususnya ke Pekanbaru mempunyai misi untuk menyebarkan aliran sesat SYI’AH. Target mereka adalah mendekati para remaja-remaja putri kita, serta masyarakat yang dangkal ilmunya tentang agama. Incaran mereka adalah remaja-remaja putri untuk dijadikan korban mut’ah alias pelacuran berwaktu. Telah didapati diantara mereka 70 persen sudah terinveksi HIV AIDS. Teruskan BC ini demi agama dan umat. Waspadalah wahai muslimin dan muslimah. Khususnya masyarakat Islam di Pekanbaru. Keep your family”. (Iqbal)