BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Rencana kebijakan pemerintah untuk mencabut subidi listrik diyakini akan memberikan beban yang semakin berat bagi masyarkat.
Kepala Dan Pusat Statistik Provinsi Riau, Mawardi Arsyad mengatakan, rencana kebijakan yang akan diterapkan pemerintah pasti akan memberi pengaruh inflasi yang cukup besar, terutama untuk sektor perumahan, air dan listrik.
“Nantinya juga akan dikhawatirkan memberi pengaruh ganda terhadap bahan makanan,” katanya kepada bertuahpos.com, Senin (02/11/2015).
Selain itu, sektor lain yang akan mengalami dampak langsung terhadap kebijakan itu, adalah bertambahnya pengangguran dan tingginya angka kemiskinan.
Kata Mawardi, bahwa pihaknya sudah melihat sendiri, bahwa secara umum angka pengangguran itu memang sudah naik. Namun BPS belum bisa mengumpun ke publik. Artinya dengan kondisi perekonomian di Riau saat ini sudah memberikan dampak negatif,belum lagi jika kebijakan itu diterapkan.
Menurut Peneliti Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI), dari 48 juta pelanggan atau rumah tangga golongan 450 VA-900 VA, sebanyak 24,7 juta yang masih akan memperoleh subsidi dari pemerintah.
Golongan itu dikategorikan masyarakat rentan miskin dan miskin. Dari 23 juta pelanggan yang kena getah pencabutan subsidi listrik, sebanyak 3 juta sampai 5 juta pelanggan golongan 450 VA-900 VA akan jatuh ke kelompok rentan miskin. (Melba)