BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Kepedulian masyarakat Riau menginginkan lagit biru di Riau kini sudah menyentuh hampir semua kalangan. Tidak hanya mahasiswa, dosen dan organisasi masyarakat lainnya, para ibu-ibu yang biasa melakukan aktivitas keseharian di Pasar Pusat, kini memilih untuk menutup dagangannya sementara.
Ratusan wanita paruh baya hingga remaja perempuan memilih bergabung dalam barisan Gerakan Mahasiswa Pemantau Riau (Gempar). Seolah tidak ingin kalah, semangat mereka justru meledak-ledak saat disuruh berkomentar tentang asap, dan Presiden Joko Widodo.
Upik, seorang ibu rumah tangga yang biasa membuka lapak dagangannya di Pasar Pusat, hari ini memilih untuk turun meneriakkan asap bersama mahasiswa. “Kami ikut menolak asap,” katanya, kepada beruahpos.com.
Sebanyak 3 buah bus mengangkut ibu-ibu ini menuju ke jalan Cut Nyak Dien, tepatnya antara Puswil dan Kantor Gubri. Mereka turun dengan membawa peralatan memasak dan gendang rebana. “Anak kami sudah tak karuan sekolahnya. Kalau saja jumpa Pak Jokowi, di depan mukanya saya mau bilang berantas asap,” ujar wanita 49 tahun itu.
Pendapat yang sama juga disampaikan Yul, wanita 50 tahun itu memilih untuk mengunci pintu rumahnya dan membawa dua orang anak untuk ikut tergabung dalam barisan demonstrasi. Dirinya meminta kepada pemerintah untuk segera hilangkan asap dengan cara menumpas pemilik perusahaan yang lahannya terbakar. “Anak saya sudah sakit-sakitan. Usaha saya juga sepi sekarang karena asap,” katanya. (Melba)