BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Bupati Kabupaten Kampar, Jefri Noor, protes dalam forum rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau yang berlangsung di Ruang Melati, kantor Gubernur Riau.
Jefri menyampaikan kekesalannya ini Kepada Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Riau, Yuliawati Moesa. Dia menilai bahan yang disampaikan dalam power poin sudah berulang kali ditampilkan. “Tidak ada yang baru. Kalau bahan itu-itu saja yang ditampilkan buat apa kami hadir di sini,” katanya, Senin (17/10/2015). Dia juga menyampaikan bahwa urusan berapa luas dan di mana saja areal yang terbakar, Bupati disetiap kabupatenlah yang mengetahui. “Persoalannya sekarang, kami tidak ada dana, Buk,” sambungnya.
Dia juga tidak setuju kalau di lahan gambut dilakukan bloking kanal. Karena menurut Jefri airnya menumpuk disatu tempat. Namun demikian sumber air lah yang perlu diperbanyak, agar pada saat terjadi kebakaran hutan, Tim pemadam tidak kewalahan mencari air. “Saya dulu pengusaha kayu, Bu. Makanya saya tahu,” kata Jefri.
Menurut pendapatnya, Pemerintah Provinsi Riau tidak perlu mengulang kembali masalah-masalah karhutla yang sudah ada. Tapi bagaimana pencegahan karhutla untuk 2016 bisa jelas kerangka aksinya.
Kepala Badan LHK, Yuliawati Moesa, dalam presentasinya memang memaparkan beberapa data soal luas area kebakaran hutan dan lahan di Riau. Termasuk 16 rencana aksi yang sudah diatur dlam pergub nomor 05 tahun 2015. “Target kita bagaimana hospot turun dari tahun sebelumnya,” kata Yuliawati.
Data yang dipaparkan BLH proporsi kebakaran terjadi hampir disetiap wilayah, baik area perkebuanan sawit dan HTI maupun APL. Ada 39 perusahaan di Riau mendapat peringatan dari Pemprov Riau terkait kelalaian perusahaan dalam menjaga areanya dari karhutla. (Melba)