BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Plt Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman akhirnya mengakui bahwa biaya untuk penggulangan kebakaran hutan dan lahan di Riau jauh lebih mahal, mesdi dirinya tidak menyebutkan secara rinci, berapa anggaran pemerintah yang sudah dihabiskan untuk melakukan pemadaman api.
“Ternyata investasi untuk pencegahan jauh lebih murah dibanding investasi untuk penanggulangan,” katanya, Jumat (18/09/2015).
Dalam agenda Rapat Koordinasi pengangangan asap dan kebakaran hutan dan lahan di gedung daerah Provinsi Riau itu, Andi Rachman memaparkan data perbandingan kebakaran hutan dan lahan satu tahun belakangan.
Sepanjang 2014 berdasarkan data yang terangkum Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisikan (BMKG), luas kebakaran hutan dan lahan di Riau sebanyak 22 ribu hektar lebih. Sedangkan tahun 2015, luas kawasan hutan yang terbakar lebih kurang hanya 4 ribu hektar.
Andi Rachman langsung menyindir pihak pengusaha perkebunan dan HTI diminta untuk ikut memperhatikan masalah ini. Hasil rapat koordinasi dengan Menkopolhukam disepakati bahwa, perusahaan yang terbukti terlibat dalam kasus ini akan dikenakan sanksi pencabutan izin. Ini sesuai denga Inpres nomor 16 tahun 2011
“Kami minta semua para pengusaha tolong jangan macam-macam. Kalau ini dibebankan ke Satgas tak akan mampu untuk tangani masalah Karhutla. Masalah ini saya bahkan sempat berdebat dengan Gubernur Sumsel,” sambungnya.
Ada 16 poin rencana aksi yang sudah disepakati antara Pemerintah Provinsi Riau dengan pihak pengusaha. Andi Rachman meminta rencana aksi ini direview kembali. Diantaanya, pembuatan sumur air di sekitar perusahaan dan kanal bloking.
Kapolda Riau Bambang Dolly Hermawan mengatakan, sepanjang 2015 sudah ditetapkan sebanyak 47 tersangka yang terlibat dalam kasus Karhutla dan sudah ditandatangani. Dan dalam waktu dekat ada 22 kasus yang akan masuk ke meja persidangan. (Melba)