BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Terkait adanya rencana pemerintah provinsi Riau yang menggratiskan masyarakat Riau yang terkena dampak kabut asap, Fadli AR selaku aktivis dari KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) Riau menyambut baik hal tersebut.
Namun, dirinya menilai sampai saat ini masih ada puskesmas yang meminta bayaran kepada masyarakat. “Kita memang berharap masyarakat yang sakit terkena ISPA pengobatannya betul-betul digratiskan. Dan tidak ada rumah sakit yang kongkalikong dan meminta bayaran kepada orang yang berobat,” ujarnya kepada bertuahpos.com, Kamis (10/9/2015).
Kabut asap ini menjadi bencana tahunan, seharusnya Pemprov bisa menganggarkan dan bisa prediksi berapa anggaran yang dipersiapkan untuk pengobatan masyarakat jika masih terjadi kabut asap.
“Bohong-bohong saja sebenarnya kalau baru sekarang ini Pemprov menganggarkan dana untuk pengobatan masyarakat. Seharusnya sudah bisa di perkirakan,” jelasnya.
Selain itu, masker yang dipakai kebanyakan masyarakat Riau saat ini sudah tidak layak lagi untuk dipakai. Karena yang menjadi saran memakai masker adalah masker N95.
“Saat ini penduduk Riau ada 6 juta jiwa, jika Pemprov Riau membelikan masker N95 dengan harga misalkan Rp 20 ribu, itu baru Rp 120 Miliar yang dibagikan. Uang segitu tidak ada apa-apanya dengan APBD kita yang besar,” terangnya lagi.
Sebelumnya, Kepala Biro Humas Pemprov Riau, Darusman membenarkan bahwa masyarakat penderita kabut asap, diberikan pengobatan secara gratis. Intruksi ini sudah disampaikan Plt Gubri Arsyadjuliandi Rachman kepada Dinas Kesehatan Provinsi Riau.
Dia menyebutkan pihak rumah sakit ataupun Pusat Kesehatan Masyarakat di Kota Pekanbaru tidak dibenarkan untuk memungut biaya jika ada masyarakat yang ingin berobat, terutama penyakit yang bersumber dari efek buruk bencana kabut asap di Riau.
“Sejak awal kabut asap terjadi, intruksi itu sudah dilakukan oleh Plt Gubri. Diminta pihak Dinas Kesehatan yang menjadi motor penggeraknya,” katanya. (iqbal)