BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Pemerintah tampaknya serius menjadikan Riau sebagai sentral bawang merah se Sumatera. Namun banyak kalangan pesimis. Selain itu Holtikultura jenis ini umumnya sulit dibudidayakan di daratan rendah. Benarkah demikian?
Orsana SP MP, Kepala Laboratorium Agrostologi Industri Pakan dan Ilmu Tanah, UIN Suska beranggapan petani bisa saja menanam bawang merah di daratan rendah. “Asal memperhatikan aspek iklim, kondisi tanah, varietas bawang dan drainase,” ujarnya kepada bertuahpos.com Senin (12/01/2014).
Daerah yang dijuluki negeri minyak seperti yang dilansir www.mongabay.co.id, memiliki total lahan gambut 4,04 juta hektar, 56% dari total gambut di Sumatera. “Lahan gambut itu merupakan tanah subur yang kaya akan organik, hanya saja kelebihan air,” sebutnya. Untuk itu butuh penanganan khusus, seperti modifikasi tekstur. Karena bawang merah bisa tumbuh subur bila suhu tanah 25 hingga 28 derajat. Sehingga perlu dilakukan pemadatan, pengkapuran dan pemupukan agar kondisi tanah menjadi subur dan cocok untuk budidaya. Selain itu untuk bedeng jangan dibuat terlalu tinggi. Karena Lahan gambut memiliki sifat irreversible drying. “Sifatnya kalau sudah kering akan menjadi arang, dan sulit untuk basah lagi” jelasnya.
Pemerintah harus memilih varietas yang cocok untuk dibudidayakan di daratan rendah. Karena jika memakai bibit dari daratan tinggi maka akan sulit beradaptasi dengan iklim Riau. Orsana juga mengatakan aspek drainase jangan sampai diabaikan. Ia ceritakan tentang seorang mahasiswanya yang gagal melakukan penelitian karena lahan bawang merahnya tergenang air. “Bawang merah kalau terendam air dua hari saja, bisa langsung rusak dan busuk,” ujarnya. Sehingga perlu dipikirkan agar drainase bisa mengalirkan lancar, jangan sampai menggenangi lahan. Menurutnya pemerintah mesti merogoh kocek lebih dalam untuk menjalankan program ini. “Tetapi Thailand yang banyak lahan gambut, akhirnya bisa dikenal sebagai pengekspor besar untuk komoditi holkitultura. Karena mulanya mereka juga mengeluarkan modal besar,” pungkasnya.
Ia menambahkan tahap awal memang akan butuh input yang besar, baik materi maupun Sumber Daya Manusia (SDM). “Karena untuk melihat pencapaiannya tidak bisa dalam waktu yang singkat,” tambahnya. Bila pemerintah mengolah potensi lahan gambut dengan benar, bukan tidak mungkin Riau menjadi sental bawang merah akan terwujud. (Riki)