BERTUAHPOS.COM, Jakarta – Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menilai produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di Indonesia masih kalah bersaing dengan produk UKM negara lain. Kemasan yang tidak menarik menjadi salah satu alasan mendasar.
Ketua Umum BPD HIPMI Jaya Iskandarsyah Ramadhan Datau mengatakan, pihaknya perlu mendorong tumbuhnya para pengusaha UKM di Indonesia. Salah satunya melalui pelatihan dan pendidikan termasuk soal kemasan produk.
“Banyak produk makanan kita yang nggak bersaing. Kita punya kopi luwak tapi kemasan biasa saja tapi kopi luwak dari luar lebih bagus packaging-nya. Kue semprong di Jepang packaging-nya bagus jadi nilai jual tinggi tapi di kita nggak, itu contoh kecil dari makanan,” terang Rama saat acara konferensi pers di B&C Resto and Bar Ratu Plaza, Jakarta, Minggu (12/1/2014).
Selain itu, ia menjelaskan, saat ini dari sedikitnya 55 juta jumlah UKM yang ada di Indonesia, masih banyak yang belum berbadan hukum sehingga kesulitan dalam memperoleh modal.
“Salah satu kendala UKM kan pendanaan. Banyak UKM yang secara legalitas belum berbadan hukum, misalnya tukang lontong sayur, itu usahanya sudah besar secara legal belum terbentuk. Kalau di luar negeri, pedagang es krim jalanan saja punya badan hukum jadi bisa masuk perbankan,” kata Rama.
Ia menambahkan pelaku UKM perlu didorong untuk bisa berbadan hukum agar bisa berkembang. Melalui Bank HIPMI, pihaknya bersedia memberikan kredit kepada para pelaku UKM yang sudah tergabung menjadi anggota HIPMI. Dengan itu, akses pinjaman melalui perbankan bisa mudah dicapai.
“Syarat ke bank mesti punya legality, itu kita coba kasih pendidikan dan seminar ke pelaku UKM. Bank HIPMI bisa memberikan kredit fokusnya ke para pengusaha kecil menengah dengan syarat punya usaha, berbadan hukum, pembukuan harus benar,” cetusnya.
(drk/hen/detik.com)