BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Riau yang masih terjaga ketahanan pangannya. Namun, permasalahan minimnya sumber air menjadi penghambat utama untuk meningkatkan ketahan pangan di Siak.
Direktur Perkumpulan Elang, Susanto Kurniawan dalam acara lokakarya kebijakan perlindungan lahan pertanian pangan di Siak, Kamis (4/5/2015) mengatakan, hal ini harus menjadi tugas besar bagi Pemerintah Kabupaten Siak bagaimana kedepannya agar bisa mewujudkan ketahanan pangan.
Dikatakannya, permasalahan utama di Kabupaten Siak yang menjadi kendalan bagi petani adalah minimnya sumber air terutama di wilayah Kecamatan Bunga Raya sebagai sentral penghasil padi.
Susanto menilai, Kabupaten Siak‎ merupakan sentral dari poduksi pangan padi khususnya di provinsi Riau. Namun masyarakat yang ada di Kabupaten siak cenderung lebih tertarik kepada komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, kebun karet dan lain sebagaianya‎.
“Pengairan di Siak ini sangat minim, sehingga banyak petani lebih fokus kepada komodity sawit maupun karet,” jelasnya.
Tidak banyaknya sumber air, membuat para petani hanya bisa panen satu kali dalam satu tahun. Melalui adanya lokakarya ini, dia berharap ada upaya tindak lanjut untuk meningkatkan hasil panen padi di Siak.
Sementara itu, Asisten II Pemkab Siak, Syafril Lenti, pemateri acara lokakarya mengakui,masalah terbesar yang dihadapi petani Siak adalah masalah air.
Pemkab Siak sendiri, sejauh ini sudah melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kekurangan tersebut. Misalnya, dengan menaikkan air sungai Siak, sehingga dibuat terusan sungai, diharapkan saat pasang akan terjadi benturan kepada terusan dan akan masuk ke sawah.
“Ternyata, waktu pasang naik di sungai Siak tidak sama. Sehingga terusan itu tidak bisa menaikkan air ke sawah. Sehingga sumber air pada sawah yang di cetak tidak ada,” terangnya.
Selama ini lanjutnya, petani hanya mengharapkan hujan turun. Sehingga, petani hanya bisa menanam setahun sekali. Padahal, pemkab sendiri telah mempunyai target bagaimana caranya petani harus bisa panen dua sampai tiga kali setahun.
“Sudah ada beberapa upaya yang dilakukan dengan membuat saluran dari Sungai Pesimsim dan memperdalam saluran, namun perlu tenaga cukup besar. Kuncinya air, dan perlu kebersamaan dan upaya selesaikan masalah ini,” tandasnya. (syawal)