BERTUAHPOS.COM, JAKARTA – Stabilitas pangan dan kenaikan harga energi menjadi faktor penentu volatilitas inflasi pada tahun ini.
Kepala Ekonom PT Bank Mandiri (Persero) Destry Damayanti mengatakan pemerintah harus mewaspadai volatilitas inflasi akibat ketimpangan pasokan pangan dan kenaikan harga energi, terutama LPG dan tarif dasar listrik (TDL).
“Dari kedua faktor itu, kemungkinan sektor pangan masih menjadi penentu utama inflasi. Kalau kenaikan energi kemungkinan hanya menyumbang inflasi sekitar 0,2%-0,3%, tetapi tetap saja potensinya harus diwaspadai,â€ungkapnya saat dihubungi Bisnis.com, Minggu (5/1/2013).
Untuk itu, pemerintah dituntut untuk meningkatkan pasokan pangan dalam negeri melalui peningkatkan produktifitas pertanian sehingga pasokan pangan dapat terjaga. Walaupun begitu, dirinya memperkirakan inflasi sepanjang tahun ini berkisar 5,3%-5,5%, lebih rendah dari tahun lalu yaitu 8,38% dengan asumsi tidak adanya kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Selain itu, Destri juga meminta pemerintah untuk mewaspadai volatilitas pasar finansial dan pelemahan rupiah yang diprediksi hingga level Rp12.000-12.500 seiring dengan penyelenggaran pemilihan umum.
“Goncangan di pasar finansial akan mencapai puncaknya kuartal kedua saat pemilihan anggota legislatif. Jika pemilu berjalan lancar, maka bukan tidak mungkin rupiah akan kembali pada posisi fundamental di kisaran Rp11.400 pada akhir tahun,â€imbuhnya.
Dia juga menambahkan pertumbuhan ekonomi kuartal I/2014 merupakan penentu perekonomian pada 2014 karena pada kuartal selanjutnya pemerintah dipastikan telah fokus pada pemenangan parta politik masing-masing.
Sebelumnya, Menko Perekonomian Hatta Rajasa memastikan pasokan pangan yang ada telah mencukupi, bahkan tahun ini dirinya cukup optimistis swasembada beras bisa dilakukan.
“Kita tidak impor beras, kita prioritaskan 10 juta ton beras itu cukup, apalagi panen dunia cukup sehingga inflasi akibat kenaikan harga pangan tidak akan terlalu signifikan, begitupula dengan kenaikan harga LPG, pengaruhnya semua terukur,†ucapnya yakin.(bisnis.com)