BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Sudah sejak beberapa hari ini, warga Pekanbaru mengeluhkan sulitnya mendapatkan LPG 3 kg. Namun saat Operasi Pasar (OP) yang dilakukan Pertamina bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pekanbaru, gas bersubsidi yang disiapkan pada hari pertama malah bersisa hingga 40 persen.
Menurut pengamat Ekonomi Edyanus Herman Halim pada peristiwa ini ada ketidak jelian Disperindag memastikan apakah memang sedang terjadi kelangkaan atau tidak. “Kalau langka seharusnya habis, ini kenapa bersisa,” katanya saat dihubungi bertuahpos.com, Kamis (28/05/2015). (Baca: Operasi Pasar, Pertamina Siapkan 12 ribu Tabung LPG 3 kg di Pekanbaru)
Menurut Edyanus semestinya Disperindag melakukan riset terlebih dahulu sebelum meminta operasi pasar. Sehingga langkah yang diambil bisa tepat dan untuk memastikan penyebab kesulitan mendapatkan LPG tersebut. “Jangan hanya mendengar ucapan dari segelintir orang saja. Harus ada kajian yang komprehensif, apa benar langka,” tuturnya.
Selain itu dirinya juga menilai pengawasan dari pangkalan LPG 3 kg sebagai tempat resmi jual beli lemah. Terbukti dengan masih banyak dijumpai pengecer-pengecer menjual gas bersubsidi tersebut, bahkan dengan harga yang melebihi HET Rp 16 ribu pertabung. “Penataan pengelolaan sangat lemah,” sebutnya.
Untuk itu dirinya menyarankan Disperindag kembali melakukan pengecekan terhadap pangkalan-pangkalan sebagai titik akhir pendistribusian LPG 3 kg dari pertamina. Untuk menghindari adanya spekulan yang memanfaatkan situasi untuk meraup untung.
Seperti yang diketahui Pertamina telah menyiapkan sekitar 12 ribu tabung gas bersubsidi untuk Operasi Pasar di Pekanbaru. OP dilaksanakan secara serentak selama dua hari 27 sampai 28 Mei 2015 di 12 kecamatan se Pekanbaru. (riki)