BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Untuk mengatasi terjadinya inflasi atau tingginya jumlah permintaan bahan pokok rumah tangga, Riau harusnya memiliki pasar induk. Dengan demikian jalur perdagangan atau pemantauan harga jauh lebih mudah dilakukan Pemerintah.
“Harusnya perlu ada pasar induk, minimal satu. Jadi untuk pemantauan harga jauh lebih mudah untuk dilakukan. Sekarang kan belum ada. Kondisinya seperti ini. Inflasi harga kadang tak terkendali,” ujar Kepala Bank Indonesia Wilayah Riau Mahdi Muhammad, Selasa (26/05/2015).
Menunut Mahdi, keberadaan pasar induk di Riau penting, mengingat pertumbuhan ekonomi masyarakat serta daya konsumsi terhadap kebutuhan rumah tangga sangat tinggi. Saat ini pihak Bank Indonesia (BI) sedang menyiapkan rencana strategis pengendalian inflasi, termasuk membenahi mata rantai perdagangan pasar dan infrastruktur.
“Akan dibahas dalam rapat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), termasuk juga rencana pembenahan infrastruktur untuk memudahkan. Kalau jalan tidak bagus maka harga tinggi. Karena terhitung biaya transportasi. Perlu ada pasar induk agar kualitas barang terjamin,” tambahnya.
Mahdi menyebutkan, selain itu, hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah interaksi perdagangan dengan wilayah terdekat, guna untuk menutupi kebutuhan konsumen terhadap barang rumah tangga yang dibutuhkan konsumen. Dengan demikian akan ada interaksi saling menutupi antar wilayah terdekat.
“Alur distribusinya harus diperbaiki. kita sudah punya rencana untuk menutupi meningkatnya permintaan pangan. Salah satunya bisa dilakukan dengan menempuh jalur perdagangan antar daerah,” kata Mahdi.
BI juga merilis bahwa sepanjang triwulan pertama hingga April 2015 mencapai 6,8 persen. Angka ini menurun dibanding Desember 2014 lalu yakni 8,6 persen. Hal ini dipengaruhi oleh pasokan barang yang memang bergejolak. (melba)