BERTUAHPOS.COM (BPC), PUNGKAT – Tim Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Riau kembali melakukan kunjungan lapangan ke Desa Pungkat bersama rombongan media nasional dan internasional, Rabu (6/5/15) kemarin.
Tim ini dipimpin langsung oleh Direktur Eksekutif Walhi Riau, Riko Kurniawan didampingi tim dari Yayasan Perspektif Baru Jakarta dan wartawan Kompas, Jakarta Post, Mongabay, Jakarta Globe, Tempo dan Antara. Kedatangan mereka ingin melihat langsung kondisi Desa Pungkat, khususnya lokasi kawasan hutan yang dirambah PT Setia Agrindo Lestari (PT SAL).
Setibanya di Desa Pungkat, tim ini langsung menuju lokasi kawasan hutan yang selama ini menjadi harapan hidup masyarakat tempatan dan sebagai sumber air bersih saat musim kemarau. Perjalanan ditempuh dengan menggunakan pompong kecil.
Pengamatan di lapangan, tampak kawasan hutan ini sudah habis dirambah dan terlihat beberapa unit eksavator yang berhenti bekerja. Di lokasi tampak juga kanal yang membelah kawasan hutan tersebut, dengan air deras keluar menuju aliran sungai.
Setibanya di lokasi, tim sempat terpaku melihat begitu parahnya kerusakan yang ditimbulkan perambahan kawasan hutan Sungai Rawa ini. Puluhan warga yang ikut ke lokasi juga menyampaikan berbagai dampak akibat rusaknya hutan yang selama ini mereka pertahankan.
“Luar biasa kerusakan hutan yang dilakukan perusahaan PT SAL ini, terlihat kawasan hutan yang sudah ditebangi dan saat ini mereka membuka kanal,” ungkap Direktur Walhi Riau di hadapan wartawan nasional dan internasional yang ikut ke lapangan ini.
Walhi juga mempertanyakan komitmen pemerintah dan Pemkab Inhil bagi menyelamatkan kawasan hutan ini. Kerusakan ini juga memberikan dampak besar bagi kehidupan masyarakat Desa Pungkat.
“Kerusakan hutan Sungai Rawa ini mengakibatkan kebun kami saat ini diserang monyet, babi,” keluh Asmar, warga setempat mengadukan akibat perusakan kawasan hutan ini.
Air sungai yang keruh sejak pembukaan kanal oleh perusahaan sawit ini, juga membuat warga terancam kesulitan air bersih saat musim kemarau. Karena selama ini air sungai ini sumber mata air saat kemarau.
Setelah melakukan kunjungan lapangan, tim Walhi dan media juga berkesempatan melakukan diskusi dengan masyarakat Desa Pungkat di Taman Baca Qur’an Al Mujahidin. (ezy)