BERTUAHPOS.COM (BPC), PEKANBARU – Nama Jambu Madu Deli Hijau (MDH) sudah tidak asing lagi bagi pecinta buah. Selain ukurannya yang jumbo juga rasanya manis seperti madu.
Muhammad Rafi (33), pemilik usaha kebun Jambu MDH di Pekanbaru, kepada bertuahpos mengatakan tanaman buah ini cocok di daerah panas seperti Pekanbaru.
“Cocok sekali di tanam di Pekanbaru, sebab cuacanya yang panas sehingga kadar air dalam jambu tidak banyak. Itu yang membuat rasanya segar dan lebih manis,” ujarnya, Senin (04/05/2015) Â
Rafi menjelaskan untuk budidaya jambu MDH tidak perlu lahan luas. Cukup dengan cara Tanaman buah dalam pot (Tabulampot). “Metode ini bisa menjadi satu alternatif buat yang ingin berwirausaha,” sebutnya.
Untuk budidaya satu pohon jambu MDH hanya membutuhkan polibet yang tak terlalu besar. Sehingga luas lahan bisa dimaksimalkan untuk ratusan pohon. Budidaya jambu ini juga bisa menambah penghasilan. Harga satu kilogram Jambu MDH Rp 40 ribu di pasaran. “Kalau yang ukuran super Rp 50 ribu per kg,” katanya.
Saat ini Rafi di lahan 30×30 meter persegi, sudah memiliki 150 batang pohon yang berbuah lebat. Jika sehari saja laku 10 Kg, Rafi sudah berpenghasilan Rp 400 ribu perhari. “Jadi dari 100 batang dengan panen 1Kg perbatang saja, tiap bulannya sudah bisa mengalahkan penghasilan dari sawit dua hektare,” jelas pria asal Penyalai, Pelalawan ini.
Selain buah, masyarakat juga banyak membeli bibit Jambu milik Rafi. Harga yang ditawarkan bervariasi, mulai Rp 50 ribu sampai Rp 3 juta, sesuai ukuran dan umur bibit jambu. Soal kualitas tak perlu khawatir, kalau perawatannya bagus enam bulan sampai delapan bulan sudah bisa panen.
Bahkan kini Rafi kewalahan memenuhi permintaan pasar. Untuk itu dirinya mengajak masyarakat yang lain untuk membudidayakan tanaman buah dari Sumatera Utara ini. Sebab pemasok lokal jambu ini masih sedikit.
Untuk tahu lebih banyak budidaya Jambu MDH ini dapat menghubungi Rafi di 081371015202. Atau bisa juga langsung berkunjung ke kebun yang beralamat Jalan Sepakat, Perum BMP Blok B No. 8, Kulim Pekanbaru. (riki)