BERTUAHPOS.COM (BPC), SIAK – Sebanyak 136 karyawan PT Siak Pertambangan Energi (SPE) tak jelas lagi nasibnya, apakah masih bisa bekerja atau tidak. Informasi ini diperoleh dari hasil rapat fasilitasi yang digelar Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Siak antara PT SPE dan perusahaan penerima kerja PT Badan Operasi Bersama (BOB), Kamis (30/04/2015).
Â
Idham Teja Santoso, HRD Manajemen PT BOB beralasan, terpaksa mengambil kebijakan ini. Karena tahun ini, sesuai program kerja SKK Migas akan menurunkan kuota Rig karena adanya penurunan harga minyak dunia.
Â
Sehingga, BOB yang awalnya mengoperasikan enam Rig lokasi pengeboran minyak, turun menjadi empat Rig yang dikelola PT IDB dan PT GBT selaku pemenang tender. Sedangkan PT SPE selaku BUMD Kabupaten Siak, kalah bersaing dalam proses tender yang artinya tak bisa diperpanjang masa kontrak kerjanya.
Â
“Pekerjaan sudah terbatas, karena harga minyak dunia turun dan ongkos produksi juga menjadi tinggi. Makanya dijadikan empat rig tahun ini,” ujarnya ketika ditemui bertuahpos usai rapat dikantor Disnaker.
Â
Dijelaskan juga, dari perundingan tahap fasilitasi itu, permintaan Disnaker harus mengutamakan putra putri daerah. Namun tentunya hal ini harus dibicarakan dulu dengan pihak managemen BOB. Sebab, kedua perusahaan yang menang itu juga isinya putra putri daerah.
Â
“Yang jelas SPE sudah kalah dalam pertarungan bisnisnya dan kontraknya sudah habis. Kalau digantikan salah satu dari dua yang menang, maka mereka juga terancam pengangguran dan hal itu akan sama terjadi pada karyawan lain,” jelasnya.
Â
Sementara itu, Kepala Disnaker Siak Nurmansyah berharap kepada BOB agar bisa memanfaatkan 136 karyawan SPE. Terutama menjelang selesainya bulan puasa, lebaran dan selesai pendaftaran sekolah.
Â
“Minimal dapatlah dimanfaatkan mereka ini tiga bulan kedepan. Karena ini menyambut puasa dan pendaftaran sekolah tentunya mereka membutuhkan dana,” terangnya.
Â
Selain itu tambah Nurmansyah, Disnaker juga meminta PT BOB dapat mengambil solusi agar di sesuaikan dengan Perda kabupaten Siak untuk membantu putra daerah bisa bekerja di daerahnya sendiri.
Â
“Kalaupun memang SPE kalah, kami harap proses seleksinya itu sudah benar. Dan kami minta bukti apakah memang benar karyawan di IGT dan IBT benar karyawannya asli orang Siak,” tandasnya. (syawal)