BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – PLTA Koto panjang menyimpan 60 ton potensi ikan perhari. Hasil panen nelayan ini didistribusikan ke sejumlah daerah di Sumatera, seperti Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Lampung.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesi (HNSI) Wilayah Riau Adriyan mengatakan, potensi ini masih belum tersentuh secara baik oleh Pemerintah Provinsi Riau
“Kalau potensi nelayan di PLTA Koto Panjang memang kami kagumi. Satu hari mampu menghasilkan 60 ton ikan yang didistribusikan ke beberapa wilayah di Sumatera. Sayangnya masih belum terkelola secara baik oleh pemerintah,” katanya, Kamis (23/04/2015).
Menurut Adrian, ada banyak peluang untuk meningkatkan potensi perekonomian masyarakat nelayan diluar perikanan. Potensi itu bisa dalam bentuk penyediaan pakan ikan, produk kemasan dan hilirisasi dari turunan ikan tersebut.
Dari 60 ton produksi ikan di kawasan PLTA Koto Panjang, jika harga ikan perkilo diambil dengan harga Rp 10 ribu, artinya ada perputaran uang sebesar Rp 60 juta sehari. Pengelolaan secara baik, HNSI meyakini potensi ini dirasa cukup mengatasi perekonomian masyarakat nelayan di wilayah tersebut.
“Itu baru dari hasil ikan saja. Belum kalau kita melihat dari potensi pakan ikan. Apalagi kalau ada turunan yang lebih banyak disektor ini,” tambahnya.
Jauh-jauh hari Pemerintah Provinsi Riau sudah menawarkan potensi perikanan budi daya yang ada di wilayah Kabupaten Kampar kepada para investor.
Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi Daerah (BPMPD) Provinsi Riau Irhas Irfan mengatakan saat ini pemasaran hasil produksi perikanan budi daya di Kampar memang belum berjalan optimal.
“Potensi perikanan budi daya di Kampar sangat besar, tapi pengelolaan dan distribusinya belum maksimal sehingga masih banyak peluang yang bisa digarap investor,” katanya. (melba)