BERTUAHPOS.COM,Jakarta : Terpilihnya Hardy Pramono sebagai Presiden Direktur Total E&P Indonesie menggantikan Elisabeth Proust menjadi sejarah baru di perusahaan minyak asal Prancis tersebut.
Hal tersebut dikatakan sejarah, pasalnya Hardy Pramono yang sebelumnya menjabat sebagai Executive Vice President East Kalimantan District& Operation, menjadi orang Indonesia pertama yang menjadi pemimpin Total E&P Indonesie.
Kepala Bagian Humas Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Elan Bintoro mengatakan, sejak masuknya Total ke Indonesia 1976 baru kali ini dipimpin langsung oleh putra bangsa. Sebelumnya, perusahaan yang saat ini mengoperasikan blok Mahakam tersebut dipimpin oleh orang asing.
“Presiden Total Indonesia yang berasal dari Indonesia pertama, mungkin dulu selalu orang Prancis, kali baru orang Indonesia,” kata Elan saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Kamis (5/11/2013
Elan menjelaskan, pergantian jabatan tersebut dilakukan pada akhir November lalu. Rencananya Hardy mulai aktif menempati posisi bos Total mulai 1 Januari 2014. “Jadi sekarang juga Bu Proust masih ada di sini,” tuturnya.
Menurut Elan, pergantian tersebut dilakukan karena ada ketetapan, warga negara asing yang bekerja di industri hulu migas memiliki batas enam tahun, namun ada pengecualian dan perpanjangan masa kerja terhadap warga negara asing yang ada dalam manajemen kontraktor kontrak kerja sama.
“Kemudian kita juga kan melihat bagaimana performanya, apakah dia koooperatif dan mendukung kepentingan nasional,” ungkapnya.
Elisabeth Proust menjadi Presiden Direktur dan General Manajer Total E&P Indonesie sejak 2008, setelah sebelumnya pada periode 2004-2008 menjadi Vice President of development Engineering for Total worldwide.
Proust juga sempat menjadi Presiden Indonesia Petroleum Associaton periode 2012, menggantikan Jim Taylor. Warga negara Prancis itu juga sudah menjadi anggota IPA sejak 2009 dan menjadi pejabat di IPA pada 2010.
Beberapa proyek yang masih digarap Total adalah Proyek Peciko 7B, Sisi Nubi 2B, dan South Mahakam Fase 3. Perusahaan akan memasang 3 anjungan dengan investasi mencapai US$2 miliar untuk mengembangkan Peciko 7B, dan Sisi Nubi 2B yang ditargetkan mulai berproduksi pada 2014.
Pengerjaan proyek South Mahakam Fase-3 dilakukan pada 2013, dengan target pemasangan anjungan pada akhir 2014 atau 2015. Dengan begitu, pengeboran sumur pertama dapat dilakukan pada 2015, dan 3 bulan setelahnya lapangan itu dapat memproduksi 80 juta standar kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/MMscfd/liputan6.com)