BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Di tuding RAPP Masih Gunakan 40 Persen Hutan Alam untuk Pasokan Bahan Baku, Corporate Comunications Manager PT RAPP Djarot Handoko tidak membantah tudingan tersebut.
Hanya saja Djarot mengatakan, dalam melakukan aktifitasnya perusahaan bubur kertas ini mengaku terus berpedoman kepada SK Menteri Kehutanan SK 180/MENHUT-II/2013 tertanggal 21 Maret 2013, serta SK Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (RK-UPHHK-HTI) sesuai Surat Keputusan nomor SK.93/VI-BUHT/2013.
“Berikut jawaban dari saya,” ujarnya dalam surat elektronik yang dikirim ke redaksi bertuahpos.com.
Sebelumnya, jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) menaksir lebih kurang 40 persen dari bahan baku pembuatan bubur kertas adalah hasil dari hutan alam.
Koordinator Jikalahari, Muslim Rasyid mengatakan pihak RAPP memuat ini dalam Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) yang mereka ajukan ke pemerintah saat mengurus perizinan.
“Taksirannya segitu ya. Lebih kurang 40 persen mereka masih menggunakan hutan alam,” ujarnya kepada bertuahpos.com, Selasa (07/04/2015).
Muslim meyakini indikasi penebangan hutan alam yang dilakukan perusahaan RAPP masih berlangsung hingga saat ini. Ada dua daerah di Kepulauan Meranti dan Bengkalis yang masih menjadi target sasaran penebangan hutan alam, diantaranya Pulau Padang dan Pulau Rupat.
“Hingga saat ini pasti ada lah, mereka melakukan penebangan hutan alam. Dua daerah ini lah yang jadi sasaran mereka sekarang,” sambungnya.
Menurut Muslim yang kemungkinan keras akan terancam tidak hanya lahan gabut di Riau, tapi sejumlah pulai kecil di wilayah kepulaluan ini juga sedang dalam kondisi terancam.
Dia menjelaskan, padalah regulasi dari undang-undang kementerian kelautan tegas mengatakan bahwa pulau-pulau kecil ini harus dilundungi.
Hal ini disebabkan untuk daerah dataran rendah sudah habis menjadi target pembabatan hutan oleh pihak RAPP. Satu-satunya cara perusahaan bubur kertas ini akan mengincar pulau-pulau kecil.
“Aktifitas penebangan hutan alam kita yakin sampai sekarang masih berjalan,” sambung Muslim. (melba)