BERTUAHPOS.COM — Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting kumulatif minyak dan gas bumi hingga 31 Oktober 2024 mencapai 1,56 juta barel per hari (bph). Angka ini setara dengan 99% dari target APBN 2024 sebesar 1,66 juta bph.
Kepala SKK Migas, Djoko Siswanto, menjelaskan bahwa pencapaian tersebut untuk menjaga kontribusi sektor hulu migas terhadap perekonomian nasional. Meski begitu, Djoko menegaskan bahwa kinerja dari realisasi lifting migas tersebut tidak hanya dinilai dari pencapaian lifting, tetapi juga dari indikator jangka panjang yang mendukung keberlanjutan industri.
“Ada indikator kinerja lain yang fokus pada masa depan industri migas, termasuk menciptakan efek berganda ke sektor lainnya,” kata Djoko dalam rapat bersama Komisi XII DPR RI, Senin, 18 November 2024.
Dia mengungkapkan target lifting minyak pada 2025 untuk Work Program & Budget (WP&B) sebesar 600.000 bph, naik dari proyeksi 2024 sebesar 580.000 bph. Sementara itu, target lifting minyak dalam APBN 2025 dipatok lebih tinggi, yaitu 605.000 bph.
Untuk lifting gas, SKK Migas menetapkan target sebesar 5,458 juta bph dalam WP&B 2025, sedikit lebih rendah dibandingkan proyeksi 2024 sebesar 5,516 juta bph. Namun, target dalam APBN 2025 mencapai 5,628 juta bph. SKK Migas juga menargetkan peningkatan pemboran sumur hingga 979 sumur pada 2025, naik dari estimasi 2024 sebanyak 880 sumur.
Program pengerjaan ulang atau workover sumur juga diproyeksikan meningkat dari 906 kegiatan pada 2024 menjadi 961 kegiatan pada 2025. Selain itu, perbaikan sumur atau well service ditargetkan mencapai 37.787 kegiatan, lebih tinggi dari 35.690 kegiatan yang diperkirakan pada 2024.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, menyoroti tantangan besar yang harus dihadapi Djoko Siswanto setelah dilantik sebagai Kepala SKK Migas, menggantikan Dwi Soetjipto. Salah satu tugas utama adalah mempercepat produksi migas untuk mengurangi ketergantungan pada impor demi kedaulatan energi.
“Tidak ada cara lain, kita harus mengoptimalkan seluruh potensi sumur migas yang ada. SKK Migas segera memetakan sumur-sumur migas, baik yang masih dieksplorasi, menganggur, maupun yang sudah beroperasi namun membutuhkan intervensi teknologi untuk meningkatkan produksi,” kata Bahlil.***