Untuk memperluas jangkauan pasar memang perlu strategi-strategi jitu. Namun yang lebih penting, adalah kualitas produk, inovasi, dan promosi melalui media sosial.
BERTUAHPOS.COM — Rini Handayani, memperlihatkan beberapa produk pakaian Brand Friny Collection, saat Bertuahpos berkunjung ke rumah produksinya, di Jalan Mulia Indah, Tangkerang Labuai, Kota Pekanbaru, belum lama ini.
Pakaian ini diproduksi oleh CV Friny. Bentuk dan modelnya terbilang unik. Ciri khasnya ada pada bordiran khas Melayu Riau, yang telah menjadi identitas. Inovasi inilah yang membuat produk dari Friny Collection selalu diperhitungkan dalam upaya mengangkat wastra lokal Riau.
“Kami berupaya membawa semangat baru dalam mempopulerkan berbagai motif khas Melayu Riau lewat bordiran unik, yang diaplikasikan pada produk pakaian sehari-hari,” kata Pimpinan CV Friny dari Brand Friny Collection itu.
Pendekatan ini membuat produknya lebih mudah diterima pasar, sekaligus tetap menjaga identitas budaya melalui wastra. Meski perjalanan awalnya penuh tantangan, Friny Collection berhasil membuktikan diri sebagai penggerak inovasi. Walaupun pada awalnya tak semudah yang dibayangkan.
Rini adalah generasi kedua, yang melanjutkan usaha bordiran tradisional Melayu dari sang ibu. Bisnis ini sudah dijajaki sejak 1993.
“Sejak kecil, saya memang sudah sangat dekat dengan jahit menjahit. Kelas 5 SD itu saya sudah bisa bordir. Oleh orang tua, saya disekolahkan khusus tata busana,” katanya.
Usahanya kian bangkit pada tahun 1998, setelah Brand Friny Collection mendapat bantuan mesin bordir komputer, pertama dan satu-satunya di Sumatera kala itu.
Hadirnya fasilitas pendukung menjadi dorongan besar dalam mengembangkan usaha di bidang busana. Tahun 2002, Rini memutuskan terjun penuh mengelola usaha ini sebagai manajer produksi.
“Sejak itu, kami semakin meningkatkan produksi dengan masuk ke pesanan dengan skala yang besar. Termasuk mengerjakan ribuan seragam dan songket untuk PON Riau pada tahun 2012 lalu,” katanya.
Semakin ke sini, industri tekstil semakin berkembang. Namun, Rini tetap mempertahankan bordiran Melayu Riau sebagai ciri khas dari produknya. Menurutnya, inovasi menjadi kunci agar bisnisnya tetap hidup dan berkembang.
Semakin terbuka cara pandang pasar terhadap beragam jenis bahan konveksi dan model, ditangkap sebagai pelung. Rini kemudian mengkolaborasikan motif-motif tenun khas Riau itu, dengan sentuhan desain modern.
Seiring berjalannya waktu, Friny Collection juga ikut menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan seperti rayon dan katun, untuk memenuhi tuntutan pasar modern serta mendukung konsep sustainable fashion.
“Alhamdulillah produk-produk kita sudah bisa masuk ke pasar di Jawa bahkan Singapura. Ini juga menjadi eksposur bagi kami. Ternyata bisa diterima pasar internasional,” katanya.
Bagi Rini, untuk memperluas jangkauan pasar memang perlu strategi-strategi jitu. Namun yang lebih penting, adalah kualitas produk, inovasi, dan promosi melalui media sosial serta katalog.
Selain itu, upaya kolaborasi dengan berbagai pihak, turut serta mengangkat brand mereka bisa dikenal dalam skala yang lebih besar.
Saat ini, omzet Friny Collection mencapai sekitar Rp60-70 juta per bulan, dan Rini optimis usaha bordiran Melayu Riau akan semakin eksis dan dikenal di masa depan.***