BERTUAHPOS.COM — Pemprov Riau mengakui bahwa penerapan Kurikulum Merdeka di Provinsi Riau memang tak semudah yang dibayangkan. Kendati demikian, jauh sebelum kurikulim ini diberlakukan, sudah banyak sekolah yang menerapkan Kurikulum Merdeka.
Menurut data yang dikeluarkan oleh Kemendikbudristek, pada tahun ajaran 2022, sebanyak 50% sekolah telah menerapkan Kurikulum Merdeka. Jumlah sekolah yang menerapkan kurikulim ini meningkat hingga 90% pada tahu ajaran 2024.
Tahun ini, Pemprov Riau sepenuhnya menerapkan Kurikulum Merdeka di tingkat SMA/Sederajat. Lantas apa yang menjadi kendala penerapan Kurikulim Merdeka di Provinsi Riau?
“…yang kami khawatirkan adalah tenaga pendidiknya,” kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Roni Rakhmat kepada Bertuahpos.com, Senin, 22 Juli 2024 di Pekanbaru.
Secara konsep, ujar Roni, para siswa yang menjadi sasaran dari kurikulum ini, sudah sangat siap. Mereka lebih mudah untuk beradaptasi dengan berbagai mata pelajaran baru sesuai dengan kelompok yang diterapkan dalam Kurikulim Merdeka.
Siswa akan memilih kelompok yang sesuai dengan minat dan bakat mereka, tentunya lebih fleksibel untuk menerima materi. Hanya saja, hal ini tentu menjadi tantangan besar bagi para tenaga pendidik. “Karena materi yang diberikan sifatnya lebih teknis,” tutur Roni.
Kurikulum Merdeka akan mengelompokkan peserta didik sesuai dengan minat dan bakat siswa. Adapun kelompok yang dimaksud, yakni bidang minat yang dipilih siswa sesuai dengan kemampuan, seperti engineering, medical, humaniora dan general.
Kelompok ini, dianggap mewakili kebutuhan dunia kerja di masa depan, sehingga siswa bisa fokus mendalami bidangnya masing-masing.
“Kami sepakat kalau tenaga pendidiknya memang perlu meningkatkan keterampilan di bidang itu. Tapi ini soal bagaimana tenaga pendidikan beradaptasi dengan situasi yang baru. Saya rasa hanya soal kebiasaan saja,” tuturnya.***