BERTUAHPOS.COM – Nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus menunjukkan tren pelemahan dalam beberapa hari terakhir.
Berdasarkan data dari Google Finance pada Selasa 18 Juni 2024, kurs rupiah terhadap dollar AS kini berada di angka Rp 16.410.
Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), Eddy Junarsin, menuturkan bahwa peningkatan kurs dollar AS ke rupiah akan menjadi lebih mengkhawatirkan jika melewati Rp 16.500.
“Bahaya (kurs dollar AS ke rupiah) Rp 16.500 itu secara teknis dan ekonomis tidak apa-apa karena bisa menguat lagi. Namun secara psikologis berbahaya,” ujarnya.
Menurut Eddy, jika mencapai angka tersebut, nilai tukar dollar AS terhadap rupiah akan lebih mudah naik melampaui Rp 16.500 dibandingkan sebelumnya.
Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah
Eddy menjelaskan bahwa perubahan kurs mata uang adalah hal alami yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya adalah perdagangan, inflasi, dan suku bunga.
“Seperti barang, permintaan mata uang yang tinggi akan membuat harganya naik, sebaliknya permintaan rendah menyebabkan harganya turun,” jelasnya.
Indonesia saat ini tengah mengalami kondisi di mana keuntungan perdagangan dari barang ekspor yang seharusnya menguatkan rupiah tidak memberikan dampak signifikan. Ini disebabkan oleh perbedaan suku bunga antara Indonesia dan AS.
“Suku bunga Indonesia saat ini sekitar 6 persen, sedangkan AS 5,5 persen. Hal ini membuat kurs dollar AS menjadi lebih tinggi daripada rupiah,” tambahnya.
Kondisi Internal dan Eksternal
Selain faktor teknis, kondisi suatu negara juga berpengaruh pada nilai tukar mata uangnya, seperti pertumbuhan ekonomi, politik, dan stabilitas negara.
Meskipun kondisi Indonesia saat ini cukup stabil, keamanan global juga berperan besar, terutama dengan adanya konflik seperti perang Rusia-Ukraina dan Israel-Hamas yang masih berlangsung.
“Kondisi global yang tidak stabil membuat pemilik modal memilih investasi ke mata uang yang lebih aman dan kuat, seperti dollar AS atau Euro. Investasi ke benda berharga yang berisiko rendah, seperti perhiasan atau emas, juga menjadi pilihan,” jelas Eddy.
Bahaya Kurs Dollar AS Mencapai Rp 16.500
Nilai tukar rupiah yang melemah hingga Rp 16.500 dapat mengganggu anggaran negara, terutama pada penerimaan atau pengeluaran yang menggunakan dollar AS.
“Kalau mata uang lain menjadi mahal atau rupiah terdeviasi, kita harus bayar semakin mahal. Padahal, yang diasumsikan di APBN lebih sedikit. Anggarannya terpaksa direvisi karena lebih mahal,” jelasnya.
Selain itu, peningkatan nilai dollar AS membuat pembayaran utang negara yang menggunakan mata uang dollar menjadi lebih besar daripada jumlah utang aslinya.
Efek peningkatan kurs dollar AS juga akan berdampak pada kondisi masyarakat umum, seperti harga barang atau jasa impor yang menjadi lebih mahal saat masuk ke dalam negeri.
“Kalau harga bahan bakunya naik, otomatis harga (produknya) menjadi naik,” lanjutnya.
Eddy menekankan bahwa kenaikan nilai tukar mata uang dapat menguat seiring waktu, namun penguatan itu belum tentu terjadi.
Untuk itu, pemerintah perlu melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar rupiah, seperti meningkatkan surplus dari ekspor, mengurangi impor, menurunkan inflasi, serta menurunkan suku bunga.
“Cara-cara ini butuh waktu tapi terjadinya (kurs rupiah stabil) lebih permanen,” imbuhnya.
Dia menambahkan bahwa pembangunan infrastruktur serta memperbaiki transportasi juga dapat mempermudah rantai pasokan barang dan jasa, sehingga mencegah inflasi.