BERTUAHPOS.COM – Onigiri, makanan khas Jepang yang biasanya berbentuk segitiga dan dibuat dari nasi yang dipadatkan dengan tangan, kini tengah menjadi perbincangan hangat.
Makanan yang sudah populer di seluruh dunia ini kini muncul dengan varian baru yang cukup kontroversial, yaitu onigiri ketiak.
Dilansir dari akun Instagram @hebohdotcom, onigiri ketiak dibuat dengan cara yang tidak biasa.
Wanita cantik menekan nasi menggunakan ketiak mereka, sehingga nasi tersebut tercampur dengan keringat yang konon mengandung feromon.
Meskipun terdengar tidak lazim, semua bahan dan bagian tubuh yang bersentuhan dengan nasi didisinfeksi terlebih dahulu sebelum proses pembuatan dimulai.
Surat kabar South China Morning Post (SCMP) yang berbasis di Hong Kong baru-baru ini menerbitkan sebuah artikel yang mengulas fenomena ini.
Menurut SCMP, onigiri ketiak dijual di beberapa restoran dengan harga yang jauh lebih tinggi dari onigiri biasa, mencapai hingga Rp150 ribu-Rp200 ribu per porsi, atau sekitar sepuluh kali lipat dari harga normal.
Pelanggan yang berkesempatan mencicipi onigiri ketiak ini melaporkan bahwa rasanya tidak berbeda dengan onigiri biasa.
Menariknya, beberapa restoran bahkan memungkinkan pengunjung untuk melihat langsung proses pembuatan onigiri ketiak di dapur mereka.
Proses pembuatan yang melibatkan keringat ketiak wanita ini diyakini menghasilkan feromon tertentu yang dapat mempengaruhi emosi manusia ketika tercium atau terjilat.
“Beberapa restoran secara terbuka menunjukkan proses ini, dengan bangga mempromosikan koki unggulan mereka dan teknik unik tersebut, serta mengizinkan pelanggan untuk mengunjungi dapur,” tulis SCMP.
Artikel tersebut segera menjadi viral di media sosial dan diliput oleh berbagai outlet berita internasional. Namun, sampai saat ini, belum ada bukti konkret bahwa restoran benar-benar menjual onigiri dengan metode ini.
Peraturan kebersihan yang ketat membuat praktik semacam ini sangat diragukan keberadaannya.
Meski demikian, tren onigiri ketiak menunjukkan adanya ketertarikan dari beberapa kalangan terhadap variasi makanan yang unik dan tidak biasa, seperti yang sering digambarkan dalam manga dan anime Jepang.
Bagaimanapun, fenomena ini menambah warna tersendiri dalam dunia kuliner Jepang yang kaya akan inovasi dan tradisi.