BERTUAHPOS.COM, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatat rekor baru pada penutupan perdagangan saham Jumat 13 Februari 2015. IHSG naik 30,75 poin ke level 5.374,16.
Melihat kondisi itu, bagaimana laju IHSG pada awal pekan ini?
Kepala Riset PT Sucorinvest Gani, Maxi Liesyaputra menuturkan, IHSG bakal melanjutkan penguatan di awal pekan ini. Kenaikan IHSG ditopang dari sentimen global seperti harga minyak dunia menguat. Harga minyak west texas intermediate (WTI) naik 3,07 persen menjadi US$ 52,78 per barel pada akhir pekan lalu.Â
Sentimen IHSG ditambah dari data ekonomi Eropa. Selain itu, persetujuan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (RAPBN-P) 2015 menjadi Undang-undang (UUU) APBN juga dinilai positif untuk IHSG.
“IHSG akan bergerak di kisaran 5.350-5.425 pada perdagangan saham Senin ini,” ujar Maxi, saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menuturkan, aliran dana investor asing juga mengangkat IHSG. Indonesia dinilai masih menjadi tempat menarik untuk menanamkan modal didukung dari pertumbuhan ekonomi stabil.
“BI Rate di level 7,75 persen jauh di atas suku bunga global seperti Eropa juga menjadi sentimen positif,” tutur Maxi.
Untuk perdagangan saham Senin pekan ini, Maxi memilih sejumlah saham untuk diperhatikan pelaku pasar antara lain saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), dan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM).
Dalam riset PT Sinarmas Sekuritas menyebutkan, IHSG akan bergerak menguat di kisaran level 5.357-5.397.
Sejumlah sentimen yang mempengaruhi IHSG antara lain rilis data pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dari Eropa yang diperkirakan stagnan 0,2 persen QoQ. Dari Jepang akan merilis data pertumbuhan PDB yang diperkirakan ke level -1,36 persen QoQ dibandingkan sebelumnya -0,5 persen.
Kepala Riset PT Bahana Securities, Harry Su mengatakan, price earning ratio (PER) IHSG di kisaran 19x pada 2915 memang sudah mahal. Meski demikian, IHSG cenderung melemah terutama pada Januari tidak terjadi January Effect.
“Hal itu terjadi karena in dollar terms flat index kita naik 2 persen tetapi rupiah terdepresiasi juga 2 persen,” kata Harry.
Harry menuturkan, kenaikan IHSG didukung dari aliran dana investor asing. Pada akhir pekan lalu saja, total aksi beli bersih investor asing mencapai Rp 3,45 triliun. Â
Harry mengatakan, IHSG akan menguat dengan target IHSG di kisaran 5.800 pada 2015 dengan pertumbuhan earning per share (EPS) sekitar 10 persen. Kenaikan indeks saham itu ditopang dari saham berkapitalisasi besar dari sektor saham keuangan dan telekomunikasi. (Ahm/Liputan6)