BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Amerika Serikat menolak seruan gencatan senjata di Gaza, meskipun korban jiwa terus berjatuhan dalam konflik antara Hamas dan Israel.
Hingga saat ini, hampir 6.500 orang tewas akibat perang tersebut, dengan jumlah korban termasuk sedikitnya 5.087 warga Palestina dan lebih dari 1.400 warga Israel.
Amerika menjelaskan menolak untuk gencatan senjata tersebut dengan alasan bahwa gencatan senjata dapat memberikan kesempatan bagi kelompok Hamas Palestina untuk mengumpulkan kekuatan dan menyiapkan serangan lebih lanjut terhadap Israel.
“Gencatan senjata apa pun akan memberikan kemampuan untuk beristirahat, memulihkan diri, dan bersiap untuk terus melancarkan serangan teroris terhadap Israel,” ucap Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Mille.
“Anda dapat memahami dengan jelas mengapa situasi ini tidak dapat ditoleransi oleh Israel, karena ini merupakan situasi yang tidak dapat ditoleransi oleh negara mana pun yang telah mengalami serangan teroris brutal dan terus melihat ancaman teroris tepat di perbatasannya,” katanya.
AS juga menginformasikan bahwa utusan khusus mereka, David Satterfield, sedang bekerja di lapangan untuk memfasilitasi perjalanan bantuan kemanusiaan melalui penyeberangan Rafah, sambil memastikan keberangkatan yang aman bagi warga AS dan warga negara asing lainnya.
Sebelumnya, AS telah menuai kritik karena memveto resolusi Dewan Keamanan PBB yang meminta “jeda kemanusiaan” dalam konflik Israel-Palestina, tujuannya adalah untuk menyalurkan bantuan ke Gaza.
Konflik di Gaza, yang berlangsung sejak 7 Oktober 2023, dimulai ketika Hamas memulai Operasi Banjir Al-Aqsa.
Serangan mendadak tersebut mencakup serangkaian peluncuran roket dan infiltrasi ke Israel melalui darat, laut, dan udara. Israel kemudian melancarkan Operasi Pedang Besi untuk menanggapi serangan Hamas di Jalur Gaza.