BERTUAHOS.COM,PEKANBARU – PT XL Axiata Tbk (XL) bersama dengan PT Indofood Sukses makmur Tbk (Indofood) dan Yayasan Karya Salemba Empat (KSE) menggelar pelatihan kepemimpinan di Akademi Militer, Magelang Jawa Tengah untuk 202 mahasiswa penerima beasiswa dari XL dan Indofood.
Â
Pelatihan sudah berlangsung dari tanggal 30 Januari hingga 8 Februari 2015. Pembukaan acara ini berlangsung pada hari Jumat(30/1). Hadir dalam acara ini adalah Gubernur Akmil Mayjen TNI Sumardi, Presiden Direktur XL Hasnul Suhaimi, Direktur Indofood Joseph Bataona dan Ketua KSE Arief Wana.
Â
Hasnul Suhaimi mengatakan,â€Pelatihan kepemimpinan merupakan salah satu cara meningkatkan kemampuan dan kecakapan para siswa sebagai bagian dari proses belajar,”sebutnya.
Â
Sementara Joseph Bataona mengatakan bahwa penerima beasiswa, khususnya Beasiswa Indofood Sukses Makmur (Bisma) selain menerima dana juga memperoleh kesempatan mengikuti pelatihan berjenjang yakni Indofood Leadership Camp (ILC).
Â
Meliputi bidang komunikasi, personal development, character building, magang maupun eksplorasi minat dan bakat hingga community service. Serangkaian Pelatihan yang diberikan meliputi pengembangan karakter, wawasan kebangsaan dan bela negara.
Â
Gubernur Akmil Mayjen TNI Sumardi mengatakan, “Kami menyambut baik keinginan Indofood dan XL untuk memperkuat rasa kebangsaan dan cinta tanah air pada kalangan mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa,”katanya.
Â
Tentunya, lanjut Mayjen Sumardi bekal ini sangat berguna mengingat dalam memasuki pasar bebas ASEAN maupun dunia, Indonesia perlu mempersiapkan pemimpin-pemimpin masa depan yang tangguh, berkarakter kuat dan memiliki integritas tinggi terhadap bangsa.
Â
‪Arief Wana menjelaskan bahwa saat ini Indofood memberikan beasiswa kepada 102 mahasiswa dan XL kepada 100 mahasiswa yang berasal dari 17 perguruan tinggi negeri.
Â
‪Sejak Desember 2014 lalu, penerima beasiswa XL dan Indofood bersama-sama mengerjakan proyek pengembangan energi alternatif Biogas di komplek Panca Arga Magelang. Biogas sebagai bahan bakar alternatif yang dikembangkan berasal dari kotoran sapi.
Â
Selanjutnya, gas tersebut disalurkan ke pipa-pipa agar dapat langsung dimanfaatkan oleh warga setempat untuk memasak susu sapi dan apabila lebih akan digunakan untuk pembuatan tahu yang tak jauh dari kandang.(rls/yogi)