BERTUAHPOS, JAKARTAÂ – Hutan Indonesia dikenal sebagai salah satu paru-paru dunia. Namun sayangnya, praktik pembalakan liar di hutan-hutan Indonesia sangat memprihatinkan. Kementerian Kehutanan melakukan berbagai langkah untuk atasi pembalakan liar ini, salah satunya menggandeng Kopassus.Â
Â
“Kita ini sering kedodoran dalam menjaga hutan kita, setelah ini kita akan bangun kerjasama antara polisi hutan dengan Kopassus agar mereka memiliki keterampilan yang setara dengan Kopassus,” ujar Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan di Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Kamis (26/9/2013).
Â
Hal tersebut dinyatakan oleh Menteri Zulkifli Hasan saat melakukan kunjungan ke Makopassus untuk meninjau program ‘Green Clean and Healthy’ milik Kopassus. Acara kemudian dilanjutkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kemenhut dengan Kopassus.
Â
“Bayangkan seperti yang di Riau, polisi hutan kita malah disandera. Kalau kita kerjasama dengan Kopassus maka hal demikian tidak akan terjadi lagi,” imbuhnya.
Â
Mengenai alih fungsi hutan sebenarnya Kemenhut telah menyampaikan surat kepada DPR RI untuk membuat regulasinya. Perlu adanya batasan-batasan antara Taman Nasional dengan hutan produksi masyarakat seperti di Kalimantan Barat dan Riau.
Â
“Seperti di Kalbar dan di Riau, mereka permintaannya banyak, 5 juta hektar untuk hutan produksi. Tetapi kan yang dikabulkan hanya 300 ribu hektar. Sehingga banyak pelanggaran yang muncul,” sebutnya.
Â
Menurut politisi PAN ini, Polisi hutan harus mampu menjaga teritorial hutan. Sementara itu masyarakat Indonesia belum akrab dengan peran Polisi hutan.
Â
“Oleh karenanya kita gandeng Kopassus. Mereka telah dibina untuk menjaga teritori. Selain itu TNI juga lebih akrab dengan masyarakat sehingga program ini akan lebih diterima masyarakat,” pungkasnya.
Â
Â
Â
(detik.com)