PEKANBARU (BPC) – Rektor Universitas Islam Riau (UIR), Prof Dr H Syafrinaldi SH MCL secara resmi ditetapkan sebagai Sekretaris Umum Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Islam Swasta (Sekum BKSPTIS) periode 2023 – 2027.
Rektor UIR ditetapkan menjadi Sekum BKSPTIS berdasarkan Musyawarah Nasional (Munas) BKSPTIS yang dilaksanakan di Auditorium Prof KH Abdul Kahar Mudzakkir Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Kamis (9/3/2023).
Rektor UIR terpilih secara aklamasi usai ditetapkannya Prof Fathul Wahid ST MSc PhD yang merupakan Rektor UII Yogyakarta sebagai Ketua Umum BKSPTIS periode 2023-2027.
Dengan terpilihnya Rektor UIR sebagai Sekum BKSPTIS, akan memberi ruang bagi UIR untuk terlibat aktif dan berkesempatan mengekspos diri lebih maksimal.
Wakil Rektor I UIR, Dr Syafhendry MSi mewakili Civitas Akademisi UIR mengucapkan tahniah dan selamat kepada Rektor UIR dan berharap agar Prof Syafrinaldi SH MCL dapat menjembatani Perguruan Tinggi Swasta dengan BKSPTIS khususnya dalam bidang kerjasama dan peningkatan mutu akademik.
“Semoga Rektor UIR dapat membawa BKSPTIS ke arah yang lebih baik, sukses dan semakin jaya. Besar harapan PTS kepada BKSPTIS khususnya yang berkaitan dengan kerjasama dan peningkatan mutu akademik di setiap perguruan tinggi Islam swasta,” harap WR I UIR.
Dengan duduknya Prof Syafrinaldi SH MCL sebagai pengurus BKSPTIS, akan ada banyak kontribusi yang diberikan oleh UIR dan berdampak pada kemajuan UIR khususnya dalam mewujudkan visi “Menjadi Universitas Islam Berkelas Dunia Berbasis Iman dan Taqwa”.
Untuk diketahui, Munas diikuti pimpinan perguruan tinggi islam swasta yang ada Indonesia, membahas berbagai persoalan dengan tema “Memajukan Indonesia dan Merawat Jagat” dalam upaya meningkatkan sensitivitas terhadap isu global dan tantangan yang dihadapi oleh PTS Islam.
Munas yang berlangsung selama dua hari berturut-turut ini dihadiri oleh jajaran Dewan Penasehat dan Dewan Pembina BKSPTIS, para pengurus, serta perwakilan anggota dari berbagai universitas Islam Swasta di Indonesia.
Ketua Umum BKSPTIS sekaligus Rektor UII, Prof Fathul Wahid ST MSc PhD dalam paparannya menyampaikan rasa syukur, karena selama ini UII telah dibantu oleh banyak perguruan tinggi lain, termasuk perguruan tinggi Islam swasta dalam mendidik anak bangsa.
Menurutnya, dalam era kolaborasi seperti sekarang ini, tidak ada alasan untuk tidak saling mengenal dan untuk bekerja sama antar perguruan tinggi. BKSPTIS dalam hal tersebut bisa menjadi forum untuk saling berbagi dan menginspirasi.
“Forum ini juga dapat menjadi tempat untuk merancang strategi guna menghadapi tantangan-tantangan yang membayangi pendidikan di Indonesia khususnya perguruan tinggi,” katanya sembari menyebutkan, masih banyak ‘musuh besar’ dalam konteks pendidikan Indonesia, seperti ketimpangan sosial, kemiskinan, hingga kesempatan pendidikan yang belum merata.
“Untuk mengentaskan masalah-masalah tersebut, perlu diambil tindakan sedini mungkin sebagaimana yang dilakukan dalam forum semacam ini. Jika tidak segera mengambil tindakan, dikhawatirkan nantinya masa depan kita akan didesain oleh orang lain. Masa depan kita harus kita desain sendiri. Memang tidak mudah untuk berkolaborasi dengan tetap mementingkan urusan pribadi universitas masing-masing. Forum Munas ini menjadi ajang untuk menggapai dan menyemai mimpi masa depan bersama,“ paparnya.
Sementara Ketua Dewan Pembina BKSPTIS, Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar MA dalam sambutannya juga menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya Munas pada tahun ini. Dan melihat bahwa pembentukan karakter dan akhlak umat manusia berpusat pada perguruan tinggi Islam Indonesia.
Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar juga menambahkan, di BKSPTIS inilah sebenarnya bangsa ini menggantungkan harapan untuk kemajuannya. Forum BKSPTIS ini dapat pula dijadikan contoh dalam membangun dan merawat kebersamaan khususnya antar perguruan tinggi di Indonesia.
Sedangkan Sekretaris Dewan Penasihat BKSPTIS, Prof Dr H Edy Suandi Hamid MEc dalam sesinya kembali mengenang momentum Munas X BKSPTIS pada 10 hingga 11 Desember 2009 di UII.
Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar menuturkan, pada saat itu, Munas BKSPTIS bertepatan dengan penemuan Candi Kimpulan di lingkungan kampus UII.
Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar menjelaskan tentang urgensi Munas yang dipercepat penyelenggaraannya beberapa bulan dari jadwal yang seharusnya.
Pada Munas X silam, Prof Dr Hj Masrurah Mokhtar mendorong perguruan tinggi Islam lainnya untuk turut serta mencapai pemeringkatan tingkat dunia. Hingga saat ini, jumlah perguruan tinggi swasta yang mendapat pemeringkatan tingkat dunia memang sudah meningkat dibandingkan dengan saat itu.
“Meskipun demikian, kita tetap harus terus menggaungkan semangat yang sama baik dalam akreditasi maupun pemeringkatan bagi universitas-universitas Islam swasta lainnya,” tuturnya.
Adapun sesi terakhir diisi dengan penyampaian materi presentasi tentang proyeksi peradaban Islam masa depan yang dibawakan oleh Ketua Umum Pengurus Yayasan Badan Wakaf UII, Drs Suwarsono Muhammad MA yang dikemas dalam tajuk “Kapitalisme Religius: Peradaban Islam Masa Depan”.
Dalam sesi ini ia menyampaikan tentang perubahan hegemoni atas dunia internasional yang menuntut umat Islam untuk lebih antisipatif terhadap dampak yang mungkin terjadi. Materi tersebut juga merupakan bagian dari buku yang ia tulis dan akan segera dicetak dengan judul yang sama. (rls)