BERTUAHPOS.COM – Indonesia kekurangan para entrepreneur atau wirausahawan, begitu yang saya catat dari pernyataan Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Ibu Aviliani. Nah artinya masih banyak jalan ke Roma atau masih banyak peluang mencipta usaha dengan kemampuan sendiri, tak tergantung pada perusahaan, atau bukan menjadi karyawan semata.
Menjadi karyawan memang ada enaknya, apalagi karyawan tetap. Bekerja tenang sesuai job yang diperintahkan, setiap bulan dapat penghasilan. Tapi, penghasilan tentu tergantung kebaikan perusahaan. Bila perusahaan memutuskan menaikan gaji artinya penghasilan bertambah. Namun bila perusahaan tak naikan gaji, ya terima saja pengasilan nominalnya tak beranjak naik alias tetap.
Jadi karyawan pun tak bebas. Kreasi terbatas karena dipagari oleh aturan perusahaan. Pekerjaan hanya sesuai job desk. Di luar job, bisa-bisa Anda akan dianggap ‘membangkang’, sanksi pun boleh jadi akan diterima. Ibaratnya jadi karyawan ini seperti jadi prajurit, harus manut sesuai perintah komandan. Anda keluar dari garis komando, siap-siap bakal dicap desersi.
Berbeda bila Anda memutuskan jadi komandan sendiri. Andalah yang jadi jenderalnya. Anda yang beri perintah, Anda pula yang punya pasukan. Mungkin seperti itu ilustrasi yang tepat menggambarkan seorang yang memutuskan jadi entrepreneur. Seorang entrepreneur itu seperti seorang panglima. Dia adalah seorang ‘jenderal’.
Maka ketika Anda memutuskan jadi seorang wirausahawan, pada hakikatnya Anda sedang mendapuk diri sebagai seorang jenderal. Sebagai seorang jenderal, medan pertempuran adalah pembuktiannya. Pun seorang wirausahawan, medan pertempurannya adalah pasar yang hendak dibidik dan ditaklukan. Karena itu, sebelum bertempur, mengenali ‘medan perang’ wajib Anda lakukan. Seperti apa kesulitannya, seberapa besar peluang menang dan menguasai medan pertempuran, mesti sudah Anda pahami dan kuasai sebelum memutuskan maju ke medan laga.
Misal, Anda akan jadi ‘jenderal’ bagi usaha cetak kaos, maka yang harus Anda lakukan pertama kali kumpulkan segala informasi tentang dunia itu. Trennya apa, selera pasar bagaimana, bahan bakunya di dapat dimana, dan lain-lain. Bila itu sudah Anda ‘kuasai’, baru Anda siapkan berapa modal yang bisa diandalkan memulai pertempuran menaklukan pasar. Bentuk promosinya pun sudah harus dirumuskan. Begitu juga dengan jalur promosinya. Hitung dengan cermat, berapa keuntungan yang bakal didapat. Bila semua siap, tinggal melangkah ke tahap selanjutnya.
Ingat, yang bertempur tak hanya Anda. Jadi Anda harus punya ‘senjata’ khas yang berbeda dengan ‘jenderal-jenderal’ lainnya. Senjata ini harus jadi trademark Anda. Tentu senjata ini harus sesuai dengan segmen yang hendak Anda bidik di medan pertempuran (pasar). Misal Anda memilih senjata itu berupa gambar kartun. Dan, bila misalnya Anda memilih segmennya penggemar bola, tentu gambar kartun di produk kaos Anda adalah seputar bola, bisa itu pemain, gambar stadion dan lain-lain. Buatlah seunik dan semenarik mungkin. Bila perlu, agar lebih ciamik tambahi dengan kata-kata yang makin membuat koas buatan Anda beda dengan yang lainnya. Misal, habis Barca terbitlah Madrid. Atau Anda bisa menambahi gambar Messi yang digambarkan sedang berseteru dengan Enrique dengan tulisan Besar Messi Daripada Enrique. Intinya berkreasilah seinovatif mungkin. Jadilah Anda jenderal yang beda dengan jenderal lainnya.
Mungkin itu pendapat saya. Semoga bisa membantu. Tapi ingat, saya bukan Mario Teguh, atau Tung Desem Waringin. Saya hanya orang biasa, bukan seorang motivator profesional. Tulisan ini, hanya tulisan sekedar berbagi pendapat. Saya sangat senang bila banyak anak muda berani jadi wirausahawan. Dan mereka-mereka yang berani menjadi ‘jenderal’ bagi dirinya sendiri wajib didukung dan diberi motivasi.(Ciricara.com)