Laporan: Sarwan Kelana
BERTUAHPOS (PEKANBARU) -Pengalamannya di bidang pendidikan sudah tidak diragukan lagi. Tidak hanya menjadi dosen di dalam negeri, tetapi juga di luar negeri. Dia adalah satu-satunya pengamat hukum lingkungan di Riau, Dr Sri Wahyuni Abdul Kadir Abbas SH M Si.
Saat bertuahpos.com berkunjung di kantornya, anak dari Tokoh Politik Riau ini H.A.Kadir Abbas SH terlihat ramah dalam menyambut tamu-tamunya. Padahal beliau adalah orang nomor satu di pendidikan pasca sarjana Universitas Islam Riau (UIR). Jika dilihat lebih jauh, wanita berjilbab ini merupakan sosok yang low profile dan senang berbagai dengan masyarakat terutama dalam bidang pendidikan dan hukum.
Diantaranya bisa dilihat dari pengabdiannya sebagai tenaga pendidik sejak 1992 hingga sekarang, Sri begitu rekannya memanggil, berprofesi sebagai dosen di Fakultas Hukum Universitas Islam Riau (UIR). Â Amanah yang diberikan kepadanya sampai saat ini ialah sebagai Direktur Program Pascasarjana UIR.
  Â
Gelar S3 di bidang hukum lingkungan merupakan bukti keseriusan sekaligus konsistensinya terhadap lingkungan. Semua sudah bermula sejak ia masih kuliah di S1. Ia sudah aktif di berbagai organisasi kampus, seperti Mapala. Melalui Kecintaan terhadap alam, membuat Sri aktif dan banyak melakukan berbagai program sebagai bentuk kontribusinya terhadap kelestarian alam.
Tidak hanya di Riau, wanita asli Pekanbaru ini juga diminta menjadi dosen di Vrije Universitatet Brussel dan mendapatkan beasiswa dari Erasmus Mundus (Uni Eropa), Belgia. Berbagai universitas lain di Indonesia juga sempat ia menjadi dosen fakultas hukumnya. “Dalam waktu dekat ini saya diundang menjadi dosen luar biasa di China, Swiss dan beberapa negara lainnya,” ujar Ninik kepada bertuahpos.
Diakui wanita yang pernah mendapatkan Anugrah Baiduri 2011 dari Pemprov Riau ini pendidikan adalah hal utama yang harus dicapai. Hal inilah yang menjadi didikan dari orangtuanya sejak ia kecil. Orangtuanya berpesan untuk sekolah setinggi-tingginya karena ilmu itu yang akan menjadi lentera ke jalan yang benar.
Setelah menamatkan S1 nya di Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Kemudian S2 nya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Selanjutnya S3 di Fakultas hukum di University of Bremen, Germany. “S1 saya mendapatkan beasiswa dari ADI (ayah dan ibu), kemudian barulah S2 dan S3 saya mencari beasiswa sendiri,” katanya.
Meskipun menjadi wanita satu-satunya dari 9 bersaudara, namun tidak membuat ia bersikap manja. Justru sikap mandirilah yang ditunjukkannya. Hal ini diakui wanita yang juga pernah mendapatkan award sebagai dosen terbaik di Pulau Sumatra 2010 ini, karena didikan dari orangtuanya yang tidak memanjakannya. Meskipun bisa saja meminta langsung apa yang diinginkannya.
  Â
Berbekalkan pengalaman dalam mendapatkan beasiswa ke luar negeri, wanita yang juga pernah mendapatkan beasiswa dari rektor seluruh Jerman ini tidak pelit berbagi ilmu. Ia memberikan waktu khusus untuk mahasiswanya tips-tips mendapatkan beasiswa ke luar negeri. “Setiap Minggu saya berikan tips-tips kepada mahasiswa yang mau untuk mendapatkan beasiswa ke luar negeri, dan tak tertutup juga untuk di luar mahasiswa UIR secara gratis,” pungkasnya.
Siap Maju Bangun Pendidikan
Wanita kelahiran 1969 ini, langsung diusung oleh masyarakat dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini maju menjadi Dewan Perwakilan Rakyat Indonesia (DPR RI). Tujuan yang utama yang akan di lakukan oleh ibu dari Muhammad Fadlan ini adalah untuk memajukan dunia pendidikan di Riau. Buktinya wanita satu-satunya dalam 9 bersaudara ini telah berhasil menyelesaikan Studynya sampai S4, Post Doc ini ia tempuh di Belgia, yang mana orang kebanyakan hanya sampai S3, tapi beliau membuktikannya dengan S4.
Lebih lanjut di jelaskan istri dari Drs. Masbukin ini, kedepannya kalau amanah masyarakat untuk menjadi DPR RI maka ia akan memajukan di bidang Pendidikan khusus di Riau ini bagaimana pendidikan di provinsi yang kaya ini menjadi pendidikan yang betul-betul berkualitas sampai di mata dunia.
“Kepingin saya ni semua masyarakat kita tu berpendidikan, mulai dari tingkat TK sampai ke Sarjana itu adalah suatu yang paling kita cari, dengan cara apa meminimalkan biaya. Selain itu secara pribadi sudah saya terapkan di sekitar rumah saya bagaimana memberi ilmu dengan cara yang gratis†terangnya kepada bertuahpos. (*)