BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU – Ditemukannya produk makanan berbahan dasar babi di Supermarket Lucky oleh pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) di Pekanbaru, menunjukkan bahwa kurangnya pengawasan pemerintah untuk menjaga produk yang layak dikonsumsi oleh masyarakat. Mengingat hampir 90 persen penduduk Kota Pekanbaru adalam muslim.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor III UIN Suska Riau Prof Tohirin kepada bertuahpos.com, Sabtu (03/01/2014). “Jelas saja kontrol pemerintah yang kurang. Buktinya masih saja ada produk makanan seperti yang ditemukan itu. Hal ini mencuat karena BBPOM menemukan. Mungkin masih banyak makanan-makanan yang tidak layak konsum masih beredar diluar sama,” ujarnya.
Selain itu, dirinya menilai pemerintah tidak pernah melibatkan kampus untuk melakukan pengawasan, terhadap produk yang jadi konsumsi utama oleh masyarat. Padahal, sebagian perguruan tinggi di Riau punya kapasitas yang memadai untuk mengatasi hal tersebut.
“Kalau memang mau bekerja sama, kita punya SDM untuk melakukan riset. Alat yang kita punya di Fakultas Pertanian dan Peternakan bisa langsung mendeteksi jenis makan bersumber dari apa lewat tes DNA. Bisa dideteksi hasilnya makanan tersebut dioleh dari daging apa,” katanya.
Meskinya, lanjut Tohirin, kalau pemerintah tanggap dan seriur mengatasi ini, harusnya ada kemauan yang kuat, dengan melibatkan semua sektor untuk mengawasi produk makanan tersebut. Dirinnya menilai, BBPOM masih terbatas geraknya, untuk mengawasi sekian banyak produk dari luar negeri yang masuk ke Riau.
“Kita menyadari juga, untuk eksekusinya tetap pemerintah. Disamping pengawasannya kurang, mengambil kebijakannya juga lemah. Sehingga yang jadi korban adalah masyarakat yang tidak tahu,” tambahnya. (melba)