BERTUAHPOS.COM, PEKANBARU — Matahari adalah bintang yang paling dekat dengan Bumi, dan tersusun dari gas dan yang bertekanan tinggi.
Sementara, 92 persen gas yang membentuknya adalah hidrogen.
Sinar Matahari yang memancar pun biasanya kita gunakan untuk berbagai hal, seperti menjemur pakaian, sumber energi terbarukan, sumber cahaya, hingga untuk kesehatan.
Salah satu rahasia alam semesta, yakni mengenai suhu yang dimiliki Matahari berdasarkan penjelasan sains.
Dikutip dari laman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, pada 8 Mei 2022, diameter Matahari sebesar 1,4 juta km, yang artinya 109 kali diameter Bumi.
Massa yang dimiliki Matahari juga tak main-main, yakni seberat 300.000 kali berat planet kita.
Walau Matahari dianggap panas, namun Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menyebut, suhu Matahari sebenarnya bervariasi.
Adapun suhu inti Matahari berkisar 15 juta derajat Celsius, dan permukaannya memiliki suhu sekitar 5.500 derajat Celsius.
Space dalam sebuah artikel menuliskan setiap 1,5 juta detik, Matahari melepaskan lebih banyak energi dibandingkan energi yang digunakan manusia selama satu tahun.
Menurut NASA Space Place, hidrogen di inti Matahari bergabung menjadi satu karena adanya gravitasi.
Lantaran tekanannya sangat tinggi, maka saat atom hidrogen bertabrakan dengan energi besar akan menciptakan elemen helium baru dalam proses yang disebut fusi nuklir.
Fusi nuklir inilah yang mengakibatkan peningkatan energi pada inti Matahari, sehingga suhu di sekitarnya bisa menyentuh angka 15 juta derajat Celcius, yang artinya suhu Matahari sangatlah panas.
Sementara di luar inti Matahari, terdapat zona radiasi yang suhunya berkisar antara 7 juta derajat Celcius untuk yang terdekat dengan inti hingga 2 juta derajat Celcius di luar zona radiasi.
Tak hanya itu saja, suhu di setiap lapisan atmosfer Matahari juga sangat bervariasi. Seperti suhu di lapisan fotosfer, kromosfer, dan di lapisan korona akan berbeda-beda.***